Mohon tunggu...
otnielzebua
otnielzebua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik

Saya adalah seorang mahasiswa ilmu politik di Universitas Sumatera Utara saya memiliki minat dalam menulis artikel mengenai kebijakan politik, Komunikasi Politik dan Politik nasional serta Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Media dalam Mengarahkan Opini Publik: Komunikasi Politik dan Kualitas Demokrasi di Indonesia

6 Desember 2024   14:35 Diperbarui: 14 Desember 2024   13:23 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Media Mepengaruhi Opini Publik (Sumber : Jurnalpost)

            Perkembangan teknologi berbasis media sosial telah membuka peluang bagi masyarakat untuk terlibat aktif, menyebarkan informasi, dan menghasilkan konten di berbagai platform jejaring sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan platform lainnya. Berbagai platform jejaring sosial tersebut telah menjadi bentuk media sosial yang paling populer dan banyak digunakan oleh masyarakat global. Media sosial memiliki dampak signifikan dalam penyebaran berbagai jenis informasi, mulai dari berita terkini di bidang pendidikan, sosial, politik, dan budaya, hingga informasi yang bersifat pribadi seperti gaya hidup seseorang. Lebih  jauh  lagi  media  Sosial  kini  berperanan  cukup  penting  dalam memengaruhi masyarakat bagi pembentukan opini publik yang amat diharapkan bagi pelaku politik praktis di negeri ini untuk berhasil memenangkan kontestasi politik (Faulina, Chatra, & Sarmiat, 2021).

            Sebelum memahami maksudnya perlu diketahui dulu pengertian dari opini publik. Menurut Santoso  Sastropoetro  istilah  opini  publik  sering  digunakan  untuk  menunjuk kepada pendapat-pendapat kolektif dari sejumlah besar orang. Istilah "opini publik" berakar dari bahasa Latin "opinari" (berpikir/menduga) dan "publicus" (milik masyarakat). Diterjemahkan ke bahasa Inggris sebagai "public opinion", konsep ini pada dasarnya merujuk pada pendapat atau pandangan masyarakat umum. Publik dapat dipahami sebagai suatu koordinasi kolektif yang memiliki tiga karakteristik utama pertama Identitas yang relatif serupa. Kedua kesepakatan dalam mendiagnosis masalah (penyebab, tanggung jawab, dan solusi)  dan ketiga partisipasi dalam upaya bersama (Qadri, 2020).

Opini publik selalu terkait erat dengan konteks budaya dan dinamika perdebatan yang ada. Pentingnya mengungkapkan opini publik terletak pada kenyataan bahwa tanpa pengungkapan, tidak akan terjadi komunikasi, dan pendapat akan tetap tersimpan dalam diri individu.Pada abad ke-20, muncul kesadaran akan pentingnya melayani kepentingan masyarakat luas. Hal ini mengakibatkan opini publik menjadi semakin penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, sosial, dan ekonomi. Akibatnya, di negara-negara yang menganut sistem terbuka, khususnya Indonesia, opini publik berkembang menjadi kekuatan yang signifikan, setara dengan lembaga pemerintahan dan hukum (Faulina, Chatra, & Sarmiat, 2021). Opini publik kini memiliki peran penting dalam membentuk kebijakan dan keputusan yang memengaruhi masyarakat

 D. Peran Media Sosial Dalam Mengarahkan Opini Publik : Komunikasi Politik dan Demokrasi di Indonesia 

            Dalam penjelasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa media sosial dapat membentuk sebuah opini publik. Melalui pesan atau informasi yang disampaikan dalam komunikasi itu sendiri. media sosial menjadi alat yang begitu besar kekuataannya dalam memengaruhi publik  karena banyak digunakan oleh publik di era saat ini. Media sosial, sebagai bagian dari komunikasi massa, berfungsi sebagai jembatan antara para pelaku politik dan masyarakat umum. Dalam perannya sebagai sarana komunikasi politik, media sosial memiliki kemampuan yang signifikan untuk memengaruhi dan membentuk perilaku politik masyarakat (Utari, 2022). Kekuatan media sosial ini terutama terlihat dalam kapasitasnya untuk membentuk dan mengarahkan opini publik, yang pada gilirannya dapat berdampak pada lanskap politik secara keseluruhan. Melalui penggunaan media sosial yang baik, akan sangat berguna dalam memenangkan satu pertarungan dalam memperngaruhi kalangan masyarakat terutama bagi mereka yang ikut dalam konstentasi pemilihan umum. Penggunan media sosial akan sangat efektif karena akan membantu penyampaian pesan-pesan politik secara cepat, tepat dan mudah dicerna oleh masyarakat. Sebab semua orang dapat mengakses informasi tersebut tanpa melihat batas-batas geografis atau wilayahnya. Penyampaian pesan politik yang tepat sasaran dan efektif dapat menghasilkan dampak yang signifikan. Strategi komunikasi yang baik berpotensi untuk menarik dukungan dan simpati masyarakat. Hasilnya, publik cenderung lebih reseptif terhadap gagasan dan tujuan yang disampaikan oleh komunikator politik. Dengan demikian, komunikasi politik yang efektif dapat menjadi kunci dalam mempengaruhi opini publik dan mencapai tujuan politik yang diinginkan (Qadri, 2020).

            Namun disisi lain kekuatan media sosial juga dimanfaatkan oleh kelompok kepentingan dalam upaya untuk memberikan informasi seputar kepentingan kelompoknya ataupun melakukan upaya dalam menjatuhkan kelompok lawannya. Berikut adalah parafrasa dari teks tersebut Akibatnya,fenomena seperti "twitwar" (pertengkaran di Twitter) atau "facebook war" (konflik di Facebook). Konflik-konflik ini tidak hanya terbatas pada dunia digital, tetapi seringkali berimbas pada kehidupan nyata (Faulina, Chatra, & Sarmiat, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa interaksi dan perdebatan yang terjadi di media sosial memiliki dampak yang nyata dan dapat mempengaruhi hubungan dan dinamika sosial di luar platform online tersebut. Selain itu sebagai kebuntutan atas aspirasi media sosial juga digunakan dalam menyampaikan aspirasi masyarakat. Melihat hal itu para penyelenggara negara juga menggunakan media sosial sebagai jembatan komunikasi antara mereka dengam masyarakat (Utari, 2022). Media sosial di era ini juga telah menggeser peran dari media konversional secara umum. Media sosial tidak hanya menyebarkan informasi yang bermanfaat, tetapi juga menjadi saluran penyebaran berbagai konten negatif seperti hoaks, berita palsu, dan informasi yang menyesatkan (Dwiyanti, Nurani, Alfarizi, & Hubbah, 2023). Yang lebih mengkhawatirkan, informasi yang disebarkan melalui media sosial, termasuk konten negatif, seringkali memiliki kekuatan untuk mengubah atau bahkan menggantikan opini publik yang sebelumnya telah terbentuk melalui media konvensional.Fenomena ini menunjukkan besarnya pengaruh media sosial dalam membentuk persepsi dan opini publik, bahkan mengalahkan narasi media mainstream. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2021 menunjukkan pertumbuhan pesat media digital di Indonesia, dengan 2.011 media daring yang jauh melampaui media konvensional. Penetrasi teknologi mobile dan internet juga meningkat signifikan, dengan 374 juta ponsel melebihi jumlah penduduk (262 juta), dan 132,7 juta pengguna internet (51,3% populasi). Dari jumlah tersebut, 106 juta orang (40%) aktif di media sosial, menunjukkan potensi besar media sosial dalam membentuk opini publik khususnya di indonesia (Utari, 2022).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dipahami bahwa Media sosial memiliki peran signifikan dalam membangun opini publik dan mempengaruhi perilaku politik. Sebagai media komunikasi publik, media sosial berfungsi sebagai penghubung antara komunikator publik, termasuk politisi, dengan masyarakat. Dengan pengelolaan yang baik, media sosial dapat membantu dalam memenangkan dukungan masyarakat melalui pembentukan opini publik yang efektif dan merapatkan hubungan antara komunikator publik atau bahkan politik dengan masyarakat. Pada akhirnya, penyampaian pesan politik yang tepat dan efektif dapat menarik simpati masyarakat, sehingga mereka menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator publik.

Referensi 

Diamond, L. (1999). Developing Democracy: Toward Consolidation. Maryland: The Johns Hopkins University Press.

Dwiyanti, D. A., Nurani, I., Alfarizi, M. N., & Hubbah, R. D. (2023). Pengaruh Media Sosial Terhadap Partisipasi Politik Warga Negara: Dampak Positif Dan Negatif. Advances In Social Humanities, 298-306.

Faulina, A., Chatra, E., & Sarmiat. (2021). Peran Buzzer Dalam Proses Pembentukan Opini Publik Di New Media. Jurnal Pendidikan Tambusai, 2806-2820.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun