Tubuh 36 Paskibraka Lahat yang biasanya hidup kurang teratur kemudian menjadi teratur tentu membuat perubahan yang sangat signifikan. Makan teratur. Tidur teratur. Menggerakan tubuh teratur. Tegak tegap tubuhpun teratur.
Perubahan ini direspon oleh tubuh. Ditambah lagi faktor eksternal, panas terik. Ada yang langsung membuat daya tahan tubuh turun. Ada juga yang malah membuat daya tahan tubuh meningkat. Respon satu Paskibraka dengan Paskibraka yang lain berbeda.
Setiap pagi ke 36 Paskibraka, pemuda dan pemudi ini melakukan apel pagi. Di apel pagi ini setelah Paskibraka di istirahatkan. Akan ditanya mengenai kondisi kesehatan dan juga permasalahan yang dihadapi sebelum latihan dimulai.
Seorang pelatih menanyakan, “apakah kalian ada yang sakit?” tanya pelatih. Paskibraka pun menjawab, “siap tidak ada,” kata Paskibraka serentak. Jawaban “siap tidak ada” itu cukup keras. Satu peserta ternyata ada yang menjawab, “seleme” tetapi samar terdengar.
Sang pelatih yang mendengar pun langsung meninggikan suaranya, “siapa yang sakit seleme?” Suara yang sangat tinggi di pagi hari itu membuat mental peserta menciut. Tak ada jawaban. Ditunggu tak ada jawaban, akhirnya barisan dibubarkan dan mereka pun kembali masuk Kawah Chandradimuka Paskibraka Lahat.
Teman yang kebetulan ada di lokasi dan bukan warga asli Lahat pun, terkejut dengan sakit seleme. “Seleme itu sakit apa? Parahkah? Berbahayakah?” tanyanya pada temannya yang lain. Si teman pun menjawab, “bahaya itu. Penyakit lokal yang cepat menyebar. Itu airborne disease,” jelasnya.
Makin hebohlah. Seleme bisa jadi penyakit seperti ebola yang cepat menyebarnya. Si teman pun terlihat makin kecut.
Si teman pun menelpon dokter piket siang Paskibraka. “Dok, anak Paskibraka itu ada yang sakit seleme,” info si teman. Si dokter pun menjawab, “kalau tubuhmu nggak fit, jangan dekat-dekat. Cepat menyebarnya itu. Bahaya. Pakailah masker. Bentar lagi aku ke lokasi,” nasehat si dokter.
Si teman inipun langsung masuk ke mobil ambulance dan menyari masker. Dipakailah masker.
Ketika dokter datang pun. Si dokter memakai masker. Teman pun lalu membagi-bagikan masker pada petugas pendukung lainnya. “Pakailah, nanti kena seleme?” Orang yang dibagikan masker pun menurut, dan langsung menggunakannya.
Temanpun makin percaya kalau seleme adalah penyakit berbahaya. Pada jam istirahat. Si dokter pun menanyakan siapa yang sakit seleme. Satu pemuda terlihat mengangkat tangan. Mukanya merah. Hidungnya pun merah. Suhu tubuhnya agak tinggi.