"Naik kereta api. Tut-tut-tut, siapa hendak turut." Lagu ini sungguh bikin kangen. Apalagi kalau lihat kereta uap batubara dulu. Jes jes jes.
Rabu (31/12/2014) di Gedung Karsa, Kantor Kementerian Perhubungan, ditandatangani kesepakatan bersama antara Dirjen Perkeretaapian dengan Pemerintah Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Lahat untuk membangun underpass. Pemerintah Kabupaten Bekasi diwakili oleh Kepala Bapeda Kabupaten Bekasi, Slamet Suprianto dan Pemerintah Kabupaten Lahat diwakili Bupati Lahat, H Saifudin Aswari Riva'i.
[caption id="attachment_344646" align="aligncenter" width="362" caption="Bupati Lahat dan Dirjen Perkeretaapian Kemenhub"][/caption]
Pembangunan underpass dan flyover di perlintasan kereta api adalah untuk memperlancar arus lalulintas kereta api dan lalulintas kendaraan umum. "Kecelakaan sering terjadi karena pengguna jalan tidak mematuhi rambu-rambu lalulintas. Padahal di perlintasan resmi sudah dipasang banyak macam rambu dan spanduk untuk mengingatkan pengendara untuk berhati-hati ketika melewati perlintasan kereta api. Kecelakaan terjadi karena pengendaraan ingin cepat dan tak patuh dengan aturan yang ada," kata Dirjen Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko.
Pembangunan underpass dan flyover nantinya akan diperbanyak dengan bekerjasama dengan pemerintah daerah.
Kepala Bapeda Kabupaten Bekasi, Slamet Suprianto mengungkapkan kalau Bekasi merupakan daerah industri yang pertumbuhannya sangat cepat. "Dengan adanya underpass dan flyover maka jalur kereta dan juga jalur jalan menjadi lebih lancar. Distribusi hasil industri jadi lebih lancar," kata Slamet. Disampaikan pula kalau ada pejabat Bekasi yang juga pernah menjadi korban kecelakaan di perlintasan sebidang kereta api.
Bupati Lahat, H Saifudin Aswari Riva'i menjelaskan kalau Lahat merupakan kota pertama di Sumatra yang menjadi basis kereta api. "Lahat itu ada Balaiyasa tempat perbaikan kereta api dan gerbong. Tanah di Kota Lahat itu sebagian besar milik PT Kereta Api dan Angkatan Darat. Jadi Lahat itu sudah sejak dari dulu memang dekat dengan kereta api," kata Wari.
Underpass di Desa Manggul Kecamatan Kota Lahat yang akan dibangun merupakan perlintasan sebidang, jalan baru lintas sumatra. "Itu jalur lingkar luar Kota Lahat. Jadi kalau ada underpass maka jalur lintas sumatra menjadi lebih lancar," kata Wari.
Penandatanganan ini untuk menghindari kecelakaan kereta api dan kendaraan umum yang melintasi jalur kereta api. Data yang ada di Dirjen Perkeretaapian, ada 13 pintu perlintasan resmi yang dijaga dan 32 pintu perlintasan resmi yang tidak dijaga antara Bekasi-Kedunggedeh. Di Lahat, Lintas Tebingtinggi-Lahat-Banjarsari ada 17 perlintasan resmi yang dijaga dan 11 perlintasan resmi yang tidak dijaga.
1.000 km
Dirjen Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwiatmoko juga menjelaskan mengenai rencana pembangunan rel kereta api lintas sumatra. Kereta api merupakan satu moda transportasi publik yang murah dan dapat mengangkut penumpang dan barang sekaligus dalam jumlah banyak. Di Sumatra akan dibangun jalur kereta api sepanjang kurang lebih 1.000 km. Pembangunan jalur kereta api ini akan dilakukan selama 5 tahun dimulai tahun 2015.