Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Main Bagus atau Main Menang

18 Mei 2016   06:59 Diperbarui: 18 Mei 2016   07:29 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
August Ferry Raturandang sedang menyaksikan pertandingan

Selalu ada yang menarik dalam setiap kejuaraan dan setiap kejuaraan selalu meninggalkan kesan plus kenangan. Kalau kami bilang, ”tak bisa tidur. Terbayang-bayang terus pertandingan yang baru dilaksanakan. Paling tidak seminggu baik menang maupun kalah. Bahkan ada yang bilang makan tak enak, itu kalau kalah”. Hahahaha. Demikian pula dengan Kejuaraan Tenis Remaja Piala Bupati Muba yang dioperatori oleh AFR awal Mei lalu. Ini tulisan terakhir dari dua tulisan sebelumnya

Sebelum pertandingan, pelatih memompa semangat pemain untuk bermain bagus. Pukulan yang dilatih selama ini diharapkan dapat keluar dalam pertandingan. Pelatih juga tahu demikian pula si anak didik (petenis) juga tahu atmosfer latihan dan pertandingan itu berbeda 360 derajat. Bisa saja karena degupan jantung yang cepat dan sesuatu dan lain hal si anak drop semangatnya, akhirnya kalah. Bisa juga malah bermain bagus dan menang.

Nah, menumbuhkan kepercayaan diri sejak awal inilah yang berat. Kepercayaan diri dari awal ini bisa dipompa dari pelatihnya tetapi bisa juga tumbuh dari si petenisnya sendiri. Menumbuhkan kepercayaan diri dalam atmosfer pertandingan ini tidak mudah.

Setiap lawan pasti memiliki gaya yang berbeda. Jam terbang latihan dan juga jam terbang ikut kejuaraan menjadi faktor penentu. Semakin banyak menemui lawan, semakin banyak latihan dan semakin banyak ikut kejuaraan maka mental petenis dipastikan terasah.

Petenis Lahat sedang gaya
Petenis Lahat sedang gaya
Ini petenis putri Muba sedang istirahat
Ini petenis putri Muba sedang istirahat
Satu pertandingan menarik antara R dan R. Keduanya petenis muda. Keduanya memiliki pukulan yang sama keras dan sama bagusnya. Sama beraninya. Hanya saja, R jarang melatih servisnya sehingga banyak mati sendiri. R juga kurang memiliki kesabaran sehingga poin demi poin diraih oleh R satunya. Pertandingan menarik. Hanya R yang terlalu sering mati servis akhirnya drop dan servis asal masuk yang langsung “dimakan” oleh R satunya.

Pertandingan menarik lainnya antara Z dan A. Keduanya bermain lepas sehingga pertandingan mereka pun mendapat sorak sorai penonton. Penonton tidak terbelah justru memberi dukungan pada keduanya untuk bermain bagus. Semangat mereka pun terpacu untuk mengejar bola sampai dapat. Walau A akhirnya yang menang tetapi keduanya mendapat simpati penonton karena bermain bagus.

Nah, untuk F dan A yang menjadi partai terakhir di hari Jumat waktu itu menyuguhkan pertandingan yang mendebarkan. F sempat drop ketika akan memulai pertandingan. Pasalnya, F sebelumnya pernah bertemu dengan A di sebuah kejuaraan dan A yang menang. F Sempat unggul terlebih dulu, tetapi karena mentalnya sudah drop akhirnya malah tertinggal 1-3.  F pun disemangati oleh teman-temannya dan kemudian bangkit mengejar 2-3, dan terus kejar mengejar angka hingga 6-7. Akhirnya karena kalah stamina, sedangkan A kepercayaan dirinya semakin tinggi, F pun kalah 6-8 dari A.

F yang kalah, Z dan R serta D yang juga kalah malah mendapat selamat dari pelatih. “Itu baru main tenis. Karena terus berusaha sampai akhir,” kata si pelatih sambil menyalami dan mengusap tuh rambut anak-anaknya.

Khusus untuk R yang main di dewasa muda walau umur masih remaja sudah menunjukkan kelasnya. R yang mengalahkan lawan-lawannya dengan telak memberikan pelajaran bagi pemain lain untuk main berani dan fokus. Berdasarkan catatan penulis, hanya R lah yang bermain berani maju ke depan tidak hanya melulu main di base line. Lawan-lawannya masih kurang berani main maju ataupun berimprovisasi pukulan.

Sebagian peserta pertandingan
Sebagian peserta pertandingan
Bila hanya mengejar menang, si pelatih bisa saja menginstruksikan main dengan asal mengembalikan bola ataupun servis asal masuk. Instruksi ini tentunya tidak mendidik karena latihan pukulan, begitupun dengan strategi selama ini tidak berguna. Dengan kekalahan, dengan main bagus walau tidak menang, paling tidak sudah menjadi magnet bagi penonton untuk berpindah lapangan menonton pertandingan yang bagus. Olahraga juga hiburan loh bahkan kalau di luar negeri sudah menjadi industri yang besar.

Salam Olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun