Bulan Agustus di Puncak Punggung Bukit Barisan Sumatra, Lahat Sumatra Selatan merupakan musim kemarau. Suhu di siang hari sangat panas. Kisarannya jelang siang sekitar 35°C. Siang tengah bolong bisa menembus 42°C. Di tempat teduh siang bolong suhu hanya turun dua derajat.
Itulah kondisi Kawah Chandradimuka Paskibraka. Sebuah lapangan beraspal seluas kurang lebih 1,5 hektar. Di ketinggian sekitar 128 meter di atas permukaan laut.
Kondisi inilah yang membuat 36 Paskibraka Lahat harus melawan untuk melewati limit dirinya sendiri. Sebuah jalan disiplin mengharubiru. Sepatu dan topi berkerudung, kaos tangan panjang dan celana training tak mampu menahan hawa panas yang menyapu tak berampun.
Sering mata Paskibraka seakan-akan terpejam tetapi sebenarnya mata mereka memicing, menghindari cahaya silau. Terkadang malah terlihat udara di atas aspal seperti berair karena uap panas yang naik. Sebuah fatamorgana. Sebuah pertarungan tak melawan alam tetapi justru menerima alam, menempa diri, menerima kondisi alam.
Tim dokter, yang digawangi dr Arief dan dr Erlinda dan rekan medis lainnya bersiaga. Mereka bersiaga menerima Paskibraka yang kalah oleh alam, yang belum dapat melewati limit dirinya. “Sekarang hampir tidak ada. Kalau pada waktu awal dulu, bergelimpangan. Sekarang mereka sudah kuat di tempa alam,” kata dr Arief yang siaga bahkan siap on call bila ada keadaan darurat.
Sebenarnya yang terkapar bukan hanya Paskibraka tetapi pelatihnya juga. Sang pelatih terkapar bukan karena terpapar sinar matahari tetapi gemes melihat darah daging tak konsentrasi dan melakukan kesalahan yang tak perlu. “Darah ini naik. Tekanan darah naik. Kepala belakang sakit,” kata Sugiyanto, salah seorang pelatih sambil tertawa ketika istirahat.
Kawah Chandradimuka Paskibraka memang panas kalau tidak panas bukan kawah namanya. Kawah Chandradimuka dalam pewayangan merupakan kawah keramat dan sakti, tempat menggembleng para kesatria. Paskibraka merupakan kesatria yang akan menjadi pusat perhatian pada tanggal 17 Agustus mendatang.
Mereka adalah pilihan dan akan menjadi kesatria. Lah, kalau menghadapi panas saja nggak sanggup ya bukan kesatria namanya. Jadi suhu 42°C hanya salah satu bentuk latihan dari serangkaian latihan lainnya.
Lets check it dot, kawah bersuhu 42°C.
Salam dari Puncak Punggung Bukit Barisan Sumatra, Lahat Sumatra Selatan