Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bupati Tak Sengaja “Memberhentikan” Ceramah Bukber

11 Juni 2016   13:55 Diperbarui: 11 Juni 2016   14:04 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marawis Remaja Masjid Taqwa Desa Tanjung Payang membuka Bukber

Marawis dari Remaja Masjid Taqwa Desa Tanjung Payang menjadi pembuka buka bareng (Bukber) di pendopoan rumah dinas Bupati Lahat, Jumat kemarin. Marawis ini menjadi penarik warga yang datang untuk langsung duduk di bawah tenda.

Suasana mendung yang kemudian berubah menjadi hujan deras bercampur angin membuat warga yang ada di bawah tenda kelabakan. Air menetes, belum lagi embun dari hujan yang tertiup angin menyapu warga yang sudah duduk.

Bupati Lahat Saifudin Aswari Riva’i meminta pada warga untuk pindah ke pendopoan, bergabung dengan ibu-ibu. Pindahanlah warga ke pondopoan di tengah hujan yang semakin deras.

Ustad Agus Sucipto yang menjadi penceramah di tengah hujan mengajak jamaah untuk melakukan banyak kegiatan yang bersifat menebar kebaikan. “Bulan Ramadhan adalah bulan baik. Semua kegiatan diganjar oleh Allah lebih dari bulan-bulan lainnya.”

Bahkan menurut Agus, orang-orang beriman justru mengharapkan seluruh bulan menjadi Bulan Ramadhan karena kebaikan dan juga keistimewaannya.

Ketika Ustad Agus sedang berceramah, seorang jamaah agak berteriak melihat tenda yang dipasang di depan pendopoan ternyata sudah penuh dengan air dan besi penyangganya pun sudah melengkung. Terpal yang dipenuhi air hujan terlihat melendung.

Bupati Lahat Saifudin Aswari Riva’i bersama beberapa jamaah spontan maju ke depan untuk menahan dan menyondol agar air yang ada di terpal agar cepat keluar, turun. Bila tidak, bisa saja, rangkaian tenda akan ambruk dan bisa membuat kerusakan yang lebih parah. Hanya dalam hitungan detik, air pun lalu bisa ditumpahkan dan tenda serta karpet pun menjadi basah.

Aksi ini membuat ceramah terhenti sesaat dan kemudian dilanjutkan lagi. Berhubung sudah mendekati waktu berbuka, Ustad Agus pun langsung mengajak warga untuk berdoa dan menutup ceramah di tengah hujan deras.

Saifudin Aswari Riva’i atau Kak Wari ketika berbuka dengan takjil meminta semua jamaah untuk membawa takjil yang masih tersisa. “Berhubung hujan dan yang datang sedikit, takjilnyomasih banyak. Bawak bae kagek kalo balek”, kata Wari.

Temanku yang “bujangan” yang kerja Senin-Jumat di Lahat dan Sabtu-Minggu mudik ke Palembang mengungkapkan selalu saja ada hikmah dari suatu kejadian. “Jangan lihat musibah air yang hampir membuat roboh tenda. Tapi yalihat, kita yang bujangan ini bisa dapat takjil lebih”, katanya sambil tersenyum. Hadooouuooohhhni teman.

Jangan lihat Kak Wari yang bupati, lihatlah dia yang mengambil keputusan dengan cepat untuk menahan dan meminta jamaah lain untuk menyundul air diterpal yang sudah melendung keberatan. “Padahal kakinyomasih sakit karena kecelakaan,” tambahnya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun