Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok Membuat Galau

5 Juli 2016   07:24 Diperbarui: 5 Juli 2016   07:31 2958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diedit oleh Otnasuside. Sumber foto: Kompas.com

Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama sudah dari jauh hari menyatakan akan tetap memilih jalur independen. Apalagi mahar politik dari Teman Ahok yang sudah mengumpulkan salinan KTP berhasil mencapai sejuta lebih sudah disampaikan dan sudah dipastikan tidak ada yang ganda.

Partai Politik, Nasdem, Hanura dan juga Golkar yang dapat membaca arah angin memilih untuk mendukung Basuki alias Ahok menjadi Gubernur DKI 2017-2022.  Yup,  ketiga Parpol ini melihat Teman Ahok dan komponen pendukungnya sebagai sebuah fenomena bola salju yang menggelinding tak terkendali.

Bola salju itu membesar dan terus membesar. Pro kontra yang terjadi pada elit-elit masyarakat justru membuat Ahok menjadi lebih dikenal dan makin kuat secara personal  branding  di mata masyarakat.

Masyarakat pun melihat fenomena baru lagi yaitu pelayanan publik yang makin menggila bukan hanya sebagai wacana melayani tetapi memang betul-betul melayani. Program pemerintah DKI mau atau tidak sudah membawa perubahan yang bisa dilihat, dan dirasakan oleh warga DKI. Pelayanan KTP, perizinan, kali bersih, ruang terbuka dan KJP dan KJS serta program-program lainnya.

Paling fenomenal di negeri ini adalah Ahok memberikan laporan harta kekayaannya setiap tahun. LHKPN dia buat dan berani untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilaporkan dan dimilikinya. Sebuah keberanian yang agak jarang dimiliki oleh para pemangku kepentingan yang duduk di jabatan strategis apalagi sebagai orang yang memegang kekuasaan atas dana Rp 70 triliunan APBD DKI.

Isu terakhir menjelang lebaran ini adalah Ahok akan mengumumkan pilihan politiknya dalam Pilkada DKI di kampung halamannya, Belitung, Provinsi Bangka Belitung. Bahkan di isu tersebut Ahok memilih Parpol untuk menjadi Gubernur DKI.

Ahok pun membantahnya. Dengan santai Ahok mengatakan,” "Itu dengar dari siapa sih? Kabar burung kan? Burungnya jenis perkutut atau merpati?" kata Ahok tertawa. Sumber di sini.

Yup,  dukungan tiga Parpol ini membuat suasana kebatinan pendukung independen Ahok agak sedikit mengalami turbulensi.  Wajar saja karena mereka adalah perintis awal Ahok untuk tetap menjadi calon gubernur ketika Ahok mengalami kesulitan untuk melakukan komunikasi politik dengan Parpol.

Saat ini,  Ahok dari berbagai survai memang “seng ada lawan” adalah ungkapan dalam bahasa Ambon yang artinya kurang lebih tidak ada lawan. Elektabilitas dan juga keberaniannya untuk menegakkan aturan serta pemberantasan ketidakbenaran dalam pelaksanaan APBD DKI membuat  Ahok menjadi contoh warga dan warga pun memberikan apresiasi pada Ahok.

Ahok adalah satu-satunya bakal calon gubernur DKI yang memiliki dua tiket politik. Pertama tiket maju melalui jalur independen yang merupakan jalur yang melambungkan namanya bersama Teman Ahok. Kedua tiket melalui jalur politik yang muncul belakangan.

Komunikasi politik dan juga lobi-lobi politik serta tarik-menarik pernyataan politik pun makin deras mengalir. Semua itu untuk mengguncang stabilitas Teman Ahok dan semua komponen pendukungnya dan juga untuk membolak balik logika berpikir massa. Massa mengambang. Massa yang belum mengambil keputusan untuk memilih calonnya. Bagi massa yang sudah menetapkan pilihannya hujan badai ditambah petir sekalipun pilihannya tak akan tergoyahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun