Orang sering bilang demokrasi. Demokrasi di tataran ekonomi. Demokrasi di tataran politik. Demokrasi di tataran pemerintahan. Demokrasi di tataran sosial. Demokrasi adalah salah satu kosa kata yang ngetop dalam era yang serba digital dan tak berbatas ruang.
Pada titik tertentu ada orang-orang yang memaksakan kehendak, agama, kepercayaan, perilaku, budayanya pada orang lain. Satu kelompok harus menurut pada kelompok lain. Ada orang ngomong seenak udel juga atas nama demokrasi. Ada juga, sender tanpa bukti otentik ke dunia digital. Pada titik ini, demokrasi sudah mulai tergerogoti dengan kata demokrasi itu sendiri.
Demokrasi itu bisa rumit, bisa sederhana. Ada yang teriak-teriak di Medsos kalau negara ini nggak becuslah. Mematikan perbedaan pendapat. Membatasi suara orang berbeda pendapat. Mematikan oposisi. Pokoknya menderita semenderitanya. Pertanyaannya? Kok bisa?
Mari tertawa sambil minum teh hangat Gunung Kerinci atau Gunung Dempo. Awas keselek kalau tegukan tidak dinikmati dulu!
Jawabannya. Lah, yang beda pendapat saja masih bisa sender video di youtube, X, WA grup dan njeplak. Masih bisa ngomong negara tidak becus. Masih bisa orang kritik, kritik orang. Bukan ngatoi yo. Nah kalau ini, mohon cari Wong Pelembang untuk tahu arti dan makna ngatoi.
Mereka yang ngocehi pemerintah juga masih ada kok. Dan juga, mereka bisa ngoceh berkali-kali. Unggah berkali-kali. Jadi di mana letak mematikan pendapat mereka. Membungkam pendapat. So.
Ah sudah lah.
Itulah elemen demokrasi yang sebenarnya. Mereka yang tidak masuk di pemerintahan cenderung begitu. Ada oposisi. Ada teman. Ibarat koin ada angka dan ada burung. Â Apapun posisi politik mereka, penyuaraan ada aturannya. Jangan sampai berbenturan dengan hukum. Di alam demokrasi itu ada hukum dan aturan.
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos yang artinya masyarakat/rakyat dan kratos yang artinya kekuasaan. Ringkasnya, rakyat yang berkuasa. Rakyat yang menentukan siapa yang diberinya mandat kekuasaan.
Caranya, dalam kehidupan nyata pilihan ketua RT. Itu contoh konkrit. Kalau ada yang tidak tahu contoh nyata itu, sudah kembali ke sekolah dulu. Pilihan ketua kelas mulai dari SD, SMP dan SMA. Pilihan ketua kelas biasanya di pimpin oleh wali kelas.