Pilpres 2024 direncanakan tanggal 28 Februari 2024. Dasar dukungan Nyapres adalah Pemilu 2019. Walaupun rencana Pilpres belum final tetapi itu adalah hasil konsinyering KPU, Badang Pengawas Pemilu, Kementrian Dalam Negeri dan Komisi II DPR (1).
Tanggal tersebut belum diketok palu tetapi dalam konsiyering sudah disepakati, tinggal KPU saja mengajukan secara resmi melalui rancangan peraturan KPU ke DPR. Rancangan itu mulai dari proses persiapan Pemilu, pendaftaran Parpol, masa kampanye, pencoblosan dan penghitungan serta penetapan presiden dan wakil presiden.
Ini merupakan tahap akhir dari Pilpres dan Pileg serta Pilkada (provinsi dan kabupaten/kota) serentak. Tahapan panjang sudah dilalui agar energi tidak terbuang percuma hanya untuk mengurusi demokrasi pemilihan langsung. Pilkada beberapa waktu lalu sebelum proses serentak di sebuah provinsi bisa dilakukan setahun tiga kali untuk Pilkada kabupaten/kota. Ini jelas menyita sumber daya, belum lagi kalau terjadi konflik antar pendukung.
Kerugian tidak hanya harta benda tetapi bisa juga nyawa. Harga yang harus dibayar atas nama demokrasi. Padahal sebenarnya nyawa demokrasi adalah suara rakyat terbanyak. Pemaksaan kehendak dan cara-cara curang yang bisa dibuktikan, jelas tidak bisa ditolerir. Saluran penyelesaian harus netral dan tegak lurus atas nama undang-undang.
Bagi para pendukung, simpatisan garis lucu dan garis keras bersiaplah. Bersiaplah dengan rencana A, B dan C bahkan D. Perhitungan yang mungkin adalah Pandemi Covid 19 masih terjadi.Â
Bila masih maka pola sosialisasi dan pola kampanye tradisional tidak akan efektif dan korban jiwa akan terengut karena terpapar Covid 19 kalo tetap memakai cara sosialisasi dan kampanye tradisional.
Kreatifitas dan daya tahan serta kesetiaan terhadap Capres diuji. Mereka yang tidak kreatif pasti akan tertelan bumi. Kreatif menyampaikan program dan juga track record dari Capres harus disampaikan ke publik.
Aturan Pilpres harus dibaca. Jangan sampai tidak dibaca. Nanti gelagapan karena salah atau tidak tahu aturan. Kalau begitu kan gawat.
Sektarian
Dengan kondisi ini lobi tingkat tinggi antar Parpol dipastikan akan mulai diintensifkan. Masih lama memang, tetapi lobi jangan sampai kendor. Setiap Parpol yang terlambat lobi bakal kedodoran menjelang akhir ketika koalisis Parpol mulai terbentuk.
Blunder politik diharapkan tidak terjadi karena kalau sampai terjadi kemenangan sudah pasti akan sulit dicapai. Walaupun sebenarnya blunder-blunder yang terjadi tidak sengaja dilakukan oleh Capres yang diusung.