Enak jomblo atau punya gebetan. Jawabannya tergantung. Tergantung diri ini mau ke mana ke depannya. Kalau ingin menikmati hidup tanpa mau diganggu urusan bengek dan rengek enak sendirian. Jomblo bebas bos! Itu kalau tidak diganggu dengan pertanyaan "kapan kawin?"
Bintang-bintang menghias gelap malam. Kalau cuaca cerah maka milky way akan menghias langit. Sebuah tempat pengabdian pertama menjalani hidup jauh dari kebisingan kota dan kejaran waktu. Tidak akan ada yang tahu masa depan kecuali dirajut bersama. Tidak akan ada yang tahu perjuangan seseorang akan tergapai atau jatuh terpuruk atau bangkit lagi, bangkit lagi, bangkit lagi untuk menjadi pemenang dalam kehidupan.
Anak adalah titipan Tuhan. Lah, kalau ada yang sampai membunuh anak baik secara fisik maupun "perencanaan" maka selesailah sudah kehidupan berkeluarga.
Membunuh dengan perencanaan adalah ketika salah satu dari pasangan (suami/istri) berkata kepada selingkuhannya kalau dirinya menyesal menikah dengan istri/suaminya yang sekarang. Menyesalnya sekarang ketika sudah menemukan tambatan hati yang baru. Menyesal brojol dua atau tiga anak atau bahkan lebih. Menyesal, dulu selalu minta dipenuhi kebutuhan biologisnya. Sungguh terlalu.
Somplak itu suami/istri kalau ngomong begitu dengan pasangan selingkuhannya. Begitupun kalau berjanji dengan pasangan selingkuhannya, tepatilah karena sudah ada pahatan rencana jiwa di dalam diri orang yang berjanji dan orang yang menerima janji.
Lalu bagaimana dengan anak-anak yang sudah brojol itu? Bukan cintakah? Ataukah hanya peternakan untuk melepas birahi?
Lalu apa hubungan b dan d, serta anak dan selingkuh? Emang perhitungan statistik. Jawabnya, "tidak ada". Ini hanya tulisan brutal tak tentu arah. Tulisan suka-suka. Mau lanjut silahkan! Tidak mau, tinggal leave page saja!
Bagi kaum lelaki yang sudah kawin dan dititipi anak, ikutilah perkembangan anak! Jangan pernah melewatkannya sedikitpun. Kalaupun harus kerja banting setir dan banting tulang, keluar keringat dan kulit menghitam, luangkanlah sebentar saja untuk anak.
Sebentar saja. Walau hanya menghantarnya ke sekolah. Walau harus berlari lintang pukang mencarikan pensil ketika anak sampai sekolah lupa bawa pensil. Walau harus balik lagi ke rumah untuk membawakan buku PR yang ketinggalan. Walau harus deg degan kalau anak minta jajan di sekolah usai pulang sekolah.
Lakukanlah dengan cinta. Seandainya harus marah, marahlah dengan terukur. Marahlah agar suatu waktu ketika dia besar, tahu, manfaat kemarahan bapaknya. Kalaupun tumbuh kebencian dan kemarahan apalagi sampai dendam, sang anak pada bapaknya, diterima saja. Itulah resiko sang bapak.
Woiii masuk sekolah sekarang ini orangtua harus kerja keras. Kerja keras cari duit dan kerja keras untuk ikut belajar. Apakah menyesal melahirkan anak? Tidak. Tidak akan pernah menyesal. Laki kan tidak melahirkan. Perempuan yang melahirkan. Mari tertawa bersama. Laki itu turut membesarkan lah. Walau sebesarnya hanya menyumbang "setitik". Membesarkan anak woiii. Bukan membesarkan semongko. Tarik sis.