Pernah tertarik dengan seseorang pada pandangan pertama? Atau mata langsung susah untuk melepaskan, untuk tidak melirik atau menyorotkan mata untuk kedua atau ketiga kalinya pada orang tersebut.
Abaikan cinta pada pandangan pertama! Bisa-bisa itu nafsu saja pada orang tersebut. Beruntunglah dan tersenyumlah pada diri sendiri. Jangan mengutuki diri sendiri karena menganggap diri sudah selingkuh mata atau selingkuh hati.
Normalkah itu? Normal dong. Pasti ada perasaan senang dari dalam diri sendiri. Kalau ada yang mengingkari, wajar juga. Siapa yang bisa mengukur hati kecuali diri sendiri. Betulkan.
Kalau nggak betul tidak akan ada pernyataan "dalam hati siapa tahu". Siapa yang bisa membaca hati seseorang kecuali Sang Maha Pemberi Hidup.
Seorang perempuan yang sudah menemaniku suka dan duka bahkan dalam keterpurukan terdalam dalam kehidupan pernah juga salah dalam membaca hati. Wajar dong. Dalam hati siapa tahu. Untung cepat diungkapkan kalau tidak bisa bahaya dan mengeras. Hak klarifikasi pun diberikan dan selesailah.
Manusia tertarik pada lawan jenis itu wajar. Begitupun tertarik pada lawan sejenis itu juga wajar. Tertarik yang bagaimana? Tertarik secara penampilan, tertarik secara perilaku, tertarik secara gaya, tertarik secara pimpinan dan bawahan atau sebaliknya, tertarik secara seksual.Â
Setiap individu itu memiliki pengalaman yang akhirnya membentuk pola pikir dan alam bawah sadar seksual dalam arti yang sangat luas. Pengalaman dan pola itu berbeda satu sama lain untuk tertarik dengan orang lain.
Ketertarikan seksual itu bisa fisik dan bisa pula nonfisik. Setiap individu itu memiliki daya tarik seksual. Bahkan baju yang dipakai seseorang bisa menarik perhatian dan justru sebaliknya malah bisa tidak menarik kalau dipakai orang lain. Mengetahui daya tarik diri sendiri itu susah kecuali diri sendiri itu tahu dengan dirinya sendiri. Nah, ribetkan.
Nggak usah pusing. Apalagi pengen narik lelaki ataupun perempuan agar tertarik dengan diri. Nggak usah. Itu terjadi alamiah kok. Kecuali memang diri sudah tahu dengan diri sendiri. So kalem waelah.
Kalo diri masih jomblo yo perlu belajar untuk mengetahui diri sendiri. Kalau sudah nggak jomblo terserah dengan satu syarat tahu resiko sendiri kalau ada yang kepincut.
Satu even di satu kota. Seorang perempuan duduk di seberang meja dengan bapaknya yang sudah sepuh. Sudah setting kalau ketemu suami duduk dengan perempuan lain dan lelaki lain nggak usah ditegur. Mertua setuju. Dan sandiwara live dimulai.
Perempuan itu mengurusi bapaknya dengan telaten. Aku dan teman-temanku pun ngobrol bareng, makan minum tanpa sedikitpun memperhatikan perempuan di seberang yang makan dan mengurusi bapaknya.