Bisnis tempat kos memang menjanjikan. Tempat kos yang strategis biasanya selalu penuh. Ada pula tempat kos yang jauh dari hiruk pikuk juga terisi. Semua tergantung dari niatan pemilik kos dan pengguna tempat kos.
Di musim tahun ajaran baru, tempat kos banyak diburu oleh siswa ataupun mahasiswa. Tak terkecuali tempat kos milik Mbah Ke dan Mbah Golo.
Kedua si Mbah ini kebetulan sedang nongkrong di warung Mbah Kik. Ngomong ngalor ngidul sambil nyeruput kopi dan makan bakwan. "Wes, Pilpres wes. Mbok yo wes, ra usah lagi emosian atau mancing emosian to Golo. Sosmedmu wes tumbang to, diberangus," kata Mbah Kik.
Mbah Golo, cuma mesam mesem. Walau begitu mulutnya tetap ngunyah bakwan.
Tiba-tiba ada sepasang remaja menghampiri warung Mbah Kik. Mereka berdua lalu ikut nimbrung di bangku panjang. Si lelaki memesan es teh manis. Si perempuan memesan es jeruk.
Mbah Kik pun dengan cepat membuatkan pesanan sepasang anak manusia ini. Mata Mbah Ke membelalak melihat bodi guitar perempuan. Lain halnya dengan Mbah Golo yang mencelang motor 500 cc milik pasangan tersebut.
Sambil menikmati es jeruk, si perempuan membuka suara. "Di sekitar sini ada tempat kos atau bedeng Pak".
Mbah Kik, menjawab terlebih dulu. "Ada kos, ada bedengan. Cukuplah untuk keluarga muda," jelas Mbah Kik.
"Mboten Pak. Ini yang kos adik saya. Dia kuliah di sini. Saya datangnya kadang-kadang saja. Kalau saya libur baru saya datang, nginap," kata si perempuan.
"Ke, coba tawarkan tempat kos mu. Kan masih satu yang kosong. Ikut Mbah Ke sing ganteng kui!" kata Mbah Kik.