Apa yang salah dari otak lelaki? Sungguh kepala ini mau pecah memikirkannya. Sungguh malu diri punya otak lelaki.
Ada lelaki tua, 71 tahun menggauli anak asuhnya hingga hamil dan kemudian anak tiri itu melahirkan, meninggal dunia bersama bayinya. Â Mesakke. Â Apa yang dilihat oleh bapak tiri pada anak yang masih bau kencur ini. Apa tak lihat diri ini sudah tua keriput dan renta.
Ada lagi kepala sekolah yang mencabuli murid-muridnya. Guru lelaki yang semestinya mendidik murid-muridnya agar meraih masa depan yang cerah, ini malah menghancurkan masa depan murid-muridnya. Apa nggak gila ini.
Ada juga guru yang menghajar anak muridnya dengan dalih mendisiplinkan diri. Aneh.
Lebih  edan  lagi, ada bapak yang cabuli dua anak kandung sendiri. Sampai hamil lagi. Sesak nafas aku.
Ada juga atasan yang berusaha merayu bawahannya. Â Eh, Â atasannya mengelak. Bawahannya yang kebetulan perempuan malah menjadi korban. Terlalu. Mestinya bawahannya melawan dan melaporkan atasannya ke atasannya yang lebih tinggi dengan segala bukti yang dimiliki. Lelaki itu harus diberi pelajaran secara psikologis dan sosial.
Seks, kekerasan dan itimidasi agar menuruti kehendak otak lelaki. Jadi kau ini  nak  cak  mano?  Kato  wong  Pelembang.  Mau bikin semua orang-orang yang lemah mulai dari anak-anak dan perempuan mengabdi padamu. Bertekuk lutut padamu. Menjadi budak seksmu.
"Mikir," kata Cak Lontong. Kepalaku sudah nggak habis pikir Cak. Aku malu sebagai lelaki yang punya otak.
Ada permintaan? Tidak. Tapi mungkin ini bagus. Coba ya dibalik. Satu hari saja, lelaki jadi perempuan dan perempuan jadi lelaki persis sama dengan pasangan atau pacarnya atau anak jadi bapak dan dibalik. Jangan mikir dunia terbalik. Tetapi ini coba merasakan saja.
Cobalah! Sehari saja. Kalau tahan, lanjut dua hari. Mengerjakan pekerjaan rumahan. Mengasuh anak. Kalau tidak  monggo  menyerah.
Coba dibalik. Guru jadi murid dan murid jadi guru.  Cak  mano?  Galak.  Lanjut  men  galak. Terus diperlakukan sama seperti guru memperlakukan muridnya.