Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Senyum Perempuan Renta

7 Juni 2019   19:00 Diperbarui: 7 Juni 2019   19:01 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada kalanya perbuatan lebih baik dari kata-kata. Terkadang kata-kata sulit untuk diungkapkan. Perbuatan justru bisa menggantikan kata-kata yang tak terungkapkan.

Perempuan renta itu selalu bergerak. Selalu berkunjung ke teman-temannya. Entah bagaimana perempuan itu bisa mengatur jadwal sehingga teman-temannya itu hampir selalu ada setiap berkunjung. Hampir tak pernah meleset. Perempuan itu tak pernah bawa smartphone.

Orang tua perempuan renta itu, dulu sekali ketika kereta api masih menggunakan batubara, setiap satu bulan sekali selalu mengunjungi cucunya di Palembang. Naik kereta api dari Stasiun Lubuklinggau ke Stasiun Kertapati. Barang bawaannya yang banyak mulai dari kelapa muda, kacang tanah, bumbu pecel, rengginang, kerupuk merah dan rempeyek merupakan bawaan wajibnya.

Aneh bin ajaib, seluruh barang bawaannya itu selalu dibawakan oleh porter dan tidak ada satupun barang yang tercecer. Sungguh sampai saat ini, hal itu masih menjadi misteri.

Sang cucu senang bukan kepalang. Bukan hanya makanan kesukaannya melimpah tetapi keinginan sang cucu, mau apapun akan terpenuhi. Padahal sang cucu tidak mengutarakannya.

Orang tua perempuan renta itu dulu hidup dari bertani, berdagang dan sedikit pensiunan veteran. Dulu sekali pensiunan itu pernah macet dan kemudian diurus kembali ke Bandung. Hanya orang tua perempuan renta itu dan cucunya yang berangkat ke Bandung naik bus.

Kini hal yang sama juga dialami oleh perempuan renta, yang hidup dari pensiunan suaminya dan juga kiriman kebun karet yang dikelola oleh ponakan dan cucu-cucunya. Walaupun hidupnya pas-pasan. Perempuan renta itu selalu berbagi. Sama halnya dengan orang tua perempuan renta.

Satu perkataan yang hampir sama antara orangtua perempuan renta dan perempuan renta itu adalah semua ini hanya titipan. Harta, anak, cucu adalah titipan. Semua bisa diambil kapan saja dengan cara apa saja.

Berbagi adalah cara agar semua bisa bertahan hidup. Semua bisa hidup menghidupi dan berguna bagi sesama.

Perempuan renta itu paling suka gado-gado, rendang Pagi Sore dan ayam panggang. Dan sang anak sudah menyiapkan rendang Pagi Sore dan ayam panggang. Kedua makanan itu sudah dibeli oleh sang anak menjelang restoran padang itu tutup.

Perempuan renta itu tidak pernah mengutarakan keinginannya. Itu hanya inisiatif dari anaknya saja yang sudah kangen dengan perempuan renta itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun