Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ihwal Duit Merah, Budaya, dan Perempuan

11 September 2018   08:57 Diperbarui: 13 September 2018   17:45 1801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan perkasa, pensiunan pekerja kebun teh Gunung Dempo, memilih bekerja sebagai pekerja harian lepas membersihkan tangga 2001 I Foto: OtnasusidE

"Duit merah. Duit merah. Duit merah," kata anak-anak kalau ditanya warna apa yang paling disukai kalau ada orang yang akan memberi duit.

Sudah jamak di kalangan anak-anak bahkan kaum remaja kalau diberi duit merah pasti tersenyum. Senyumnya mengembang terang. Kalau diberi duit warna biru senyum mengembang. Kalau diberi duit warna hijau senyum aja.

Itu warna-warna duit di Indonesia ya. Aku nggak tahu warna duit di luar negeri.

Persoalan duit dalam seminggu terakhir memuncak. Bukan pasal duit rupiah berhamburan di jalanan tetapi karena duit warna merah itu menurut Sandiaga Uno, calon Wakil Presiden RI, calon pemimpin negeri ini mengungkapkan uang belanja senilai Rp 100 ribu hanya cukup untuk membeli bawang merah dan cabai. Petikan langsungnya gini ini.

"Di Pekanbaru Ibu Lia cekcok sama suaminya gara-gara uang belanja dikasih Rp 100 ribu pulang cuma bawa bawang sama cabai. Kita bicara ini lepas dari politik praktis, warga terbebani," kata Sandiaga di kawasan Bulungan, Jaksel, Rabu (5/9/2018). (1)

Publik pun tersentak. Apalagi kaum perempuan yang super kreatif dan pelindung terakhir keluarga kalau lelaki sedang mengalami musibah terkena PHK atau macet usaha. Perempuan yang maju ke depan.

Lalu kenapa sebagaian perempuan kemudian menjadi meradang? Jawabannya karena pernyataan Sandiaga itu memicu keperempuanan. Perempuan dianggap boros. Perempuan dianggap tidak kreatif. Perempuan dianggap tidak bisa memanajemen keluarga.

Lalu lihatlah WAG, twitter, dan jagat maya lainnya. Kita akan melihat para perempuan bangkit melawan pernyataan Sandiaga. Mereka menunjukkan kalau apa yang disampaikan oleh Sandiaga tidak akurat. Maksud hati ingin mendapat simpati kaum perempuan tetapi malah menjadi bumerang. Sungguh perempuan itu makhluk yang super unik.

Di satu sisi, ketika mereka diperhatikan, maka mereka akan menunjukkan perhatian yang sama bahkan lebih. Sebaliknya kalau mereka sudah melihat ketidakbenaran maka mereka akan bangkit.

Bagi kami yang tinggal di pegunungan jelas duit merah memiliki nilai yang sangat tinggi. Begitu banyak yang bisa dibeli dari duit merah kalau itu diberikan suami sebagai uang belanja.

Duit merah tidak hanya dapat cabai dan bawang tetapi juga sudah dapat minyak goreng dan gula serta mi instan. Sisanya masih banyak yang bisa dipakai beberapa hari untuk menyambung hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun