Mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumatra Selatan 2017 membutuhkan daya tahan yang prima. Bukan hanya daya tahan anak-anak asuh tetapi daya tahan bapak asuh alias pelatih, manajer serta tim pendukung juga harus prima.
Petenis misalnya diminta untuk menonton calon lawan mainnya. Â Membuat catatan kelebihan dan kelemahan lawan.
Walaupun kelihatan mereka sudah dewasa tetapi tingkah laku lucu anak-anak tetap muncul juga. Ada yang malas makan. Ada yang makan agak banyak alias doyan apa laper nggak tahu. Ada yang hobi kepo melalui telepon pintar bahkan ada yang demen selalu memperbaiki status media sosialnya.
Nah, artinya bapak asuh harus turun tangan agar konsentrasi mereka selama menjelang pertandingan tetap terjaga. Ngurusi makan mereka. Meminta mereka untuk istirahat yang cukup. Bahkan jagain supaya jangan terlalu lincah keluyuran di luar lapangan.
Kelihatannya saja enak, tinggal ngoceh. Padahal minta ampun capeknya itu. H Nuki yang dikenal cerewet akhirnya ambruk. Sudah diminta untuk menghirup minyak angin cap lang aromaherapi tetapi tetap masih belum keluar juga anginnya.
"Agak enak sih sudah nyedot minyak angin. Tapi belum lega. Harus dikerok aku ini," kata H Nuki.
Mas Genggeng yang teman setia H Nuki pun mencoba memijat-mijat punggung H Nuki. Teman yang lain pun diminta untuk mencari balsem lang. Petenis yang tahu asisten manajer, H Nuki masuk angin pun ada yang berusaha mencari warung serba ada sejuta umat tetapi Lapangan Tenis Kota Palembang ini jauh dari lokasi warung serba ada sejuta umat.
Akhirnya iseng, bertanya ke warung di dekat lapangan tenis ternyata menjual balsem lang. Balsem lang kecil berukuran 10 gram itu dihargai Rp 5.000.
Dan beraksilah Mas Genggeng mengeroki H Nuki mulai dari punggung hingga ke pinggang. Merah terlihat dari punggungnya. Memang masuk angin.
Tekanan psikologis dan juga kelelahan tidak hanya mendera para pemain tetapi juga semua pihak yang terlibat dalam tim tenis Lahat. Apalagi H Nuki masuk angin pas final beregu putra, Lahat melawan Musi Banyuasin.
Usai dikeroki Pak H Nuki terlihat segar. Badan jadi enteng. Angin keluar semua. Alhamdulillah. Aku ya itu kalau badan masuk angin ngobatinya ya kerokan itulah. Balsem lang hangatnya pas. Baunya juga segar," kata H Nuki usai kerokan dan kemudian bersama pelatih Mas Wiwit berdiskusi untuk memilih pemain yang akan diturunkan di final.