Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kawah Chandradimuka Paskibraka Bersuhu 42°C

10 Agustus 2016   10:59 Diperbarui: 10 Agustus 2016   12:18 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengeringkan sepatu dan kaos kaki serta topi

Bulan Agustus di Puncak Punggung Bukit Barisan Sumatra, Lahat Sumatra Selatan merupakan musim kemarau. Suhu di siang hari sangat panas. Kisarannya jelang siang sekitar 35°C. Siang tengah bolong bisa menembus 42°C. Di tempat teduh siang bolong suhu hanya turun dua derajat.

Itulah kondisi Kawah Chandradimuka Paskibraka. Sebuah lapangan beraspal seluas kurang lebih 1,5 hektar. Di ketinggian sekitar 128 meter di atas permukaan laut.

Kondisi inilah yang membuat 36 Paskibraka Lahat harus melawan untuk melewati limit dirinya sendiri. Sebuah jalan disiplin mengharubiru. Sepatu dan topi berkerudung, kaos tangan panjang dan celana training tak mampu menahan hawa panas yang menyapu tak berampun.

Sering mata Paskibraka seakan-akan terpejam tetapi sebenarnya mata mereka memicing, menghindari cahaya silau.  Terkadang malah terlihat udara di atas aspal seperti berair karena uap panas yang naik. Sebuah fatamorgana. Sebuah pertarungan tak melawan alam tetapi justru menerima alam, menempa diri, menerima kondisi alam.

Tim dokter, yang digawangi dr Arief dan dr Erlinda dan rekan medis lainnya bersiaga. Mereka bersiaga menerima Paskibraka yang kalah oleh alam, yang belum dapat melewati limit dirinya. “Sekarang hampir tidak ada. Kalau pada waktu awal dulu, bergelimpangan. Sekarang mereka sudah kuat di tempa alam,” kata dr Arief yang siaga bahkan siap on call bila ada keadaan darurat.

Sebenarnya yang terkapar bukan hanya Paskibraka tetapi pelatihnya juga. Sang pelatih terkapar bukan karena terpapar sinar matahari tetapi gemes melihat darah daging tak konsentrasi dan melakukan kesalahan yang tak perlu. “Darah ini naik. Tekanan darah naik. Kepala belakang sakit,” kata Sugiyanto, salah seorang pelatih sambil tertawa ketika istirahat.

Kawah Chandradimuka Paskibraka memang panas kalau tidak panas bukan kawah namanya. Kawah Chandradimuka dalam pewayangan merupakan kawah keramat dan sakti, tempat menggembleng para kesatria. Paskibraka merupakan kesatria yang akan menjadi pusat perhatian pada tanggal 17 Agustus mendatang.

Mereka adalah pilihan dan akan menjadi kesatria. Lah, kalau menghadapi panas saja nggak sanggup  ya bukan kesatria namanya. Jadi suhu 42°C hanya salah satu bentuk latihan dari serangkaian latihan lainnya.

Lets  check  it  dot,  kawah bersuhu 42°C.

Tidak hanya Paskibraka yang kepanasan, pelatih juga kepanasan
Tidak hanya Paskibraka yang kepanasan, pelatih juga kepanasan
Petugas medis mengukur suhu di lapangan
Petugas medis mengukur suhu di lapangan
Suhu di lapangan 42°C
Suhu di lapangan 42°C
Mengeringkan sepatu dan kaos kaki serta topi
Mengeringkan sepatu dan kaos kaki serta topi
Pundakmu kurang tegap
Pundakmu kurang tegap
Tetap tegap mesti panas terik
Tetap tegap mesti panas terik
Menyerahkan bendera
Menyerahkan bendera
Menyerahkan bendera pada pembawa baki
Menyerahkan bendera pada pembawa baki
Pasukan 8
Pasukan 8
Bukan memejamkan mata tetapi memicingkan mata. Silauuu
Bukan memejamkan mata tetapi memicingkan mata. Silauuu
Istirahat, berteduh. Walau habis berjemur selama latihan tetap tersenyum
Istirahat, berteduh. Walau habis berjemur selama latihan tetap tersenyum
Salam Paskibraka

Salam dari Puncak Punggung Bukit Barisan Sumatra, Lahat Sumatra Selatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun