Menjelang Idhul Fitri ada saja per-isu-an yang mengemuka di permukaan. Lain di daerah, lain di DKI Jakarta. Kalau di daerah isu yang berkembang banyak pejabat yang mematikan teleponnya ataupun tidak masuk kantor lagi karena takut dimintai THR oleh teman-temannya. Di DKI Jakarta isu yang beredar adalah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan mendeklarasikan pencalonannya sebagai Gubernur DKI 2017 usai Idhul Fitri di Belitung.
Merespon, isu di daerah. Secara acak aku dan temanku mengambil contoh untuk menelpon beberapa pejabat, ternyata masih diangkat dan kami pun ngobrol dan tertawa saja menanggapi isu tersebut. “Masih, aku masih kerja. Aku biasa saja. Ini kuangkat,” ujarnya. Demikian pula dengan beberapa teman yang lain, ternyata masih diangkat.
Di DKI Jakarta, Ahok yang ditanya wartawan mengenai isu akan deklarasi pencalonannya di Belitung ketika lebaran langsung membantahnya. "Siapa bilang (deklarasi) di Belitung? Kok di Belitung? Nanti kalau (deklarasi cagub) di Belitung, enggak ada lo (wartawan), susah dong. Siapa yang nulis (berita) gue? Ha-ha-ha lo mau ikut gue ke Belitung?" kata Ahok seraya tertawa, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (1/7/2016). Sumber baca di sini.
Dalam menanggapi isu memang agak susah demikian pula untuk mengungkap si penyebarnya. Kedua belah pihak bisa saja bermain. Simpatisan Ahok baik independen maupun politik, bisa saja bermain isu untuk mentes Ahok, nih Ahok masih konsisten nggak dengan omongannya. Lah, wong salinan KTP sudah dihitung dan menggunakan teknologi agar tidak bisa berganda dan mencapai sejuta lebih masih belum juga mengambil keputusan. Apalagi Ahok sudah mendapat dukungan tiga Parpol, Nasdem, Hanura dan Golkar yang secara persyaratan sudah cukup untuk deklarasi bakal calon gubernur DKI.
Isu bisa juga dilempar oleh calon lawan politik untuk mentes reaksi pendukung Ahok dan Ahok sendiri. Pendukung Ahok bagaimana nih? Goyang nggak. Kalau ternyata tidak, artinya pendukung Ahok memang solid. Lalu, kalau Ahok. Ya,kan sudah dia jawab di atas.
Memang isu bisa dibahas dari delapan penjuru mata angin. Isu justru harus dibalik untuk memperkuat analisis masing-masing posisi karena pasti melihat aksi dan reaksi dari delapan penjuru mata angin.
Hmmm untuk pejabat, ah itu hanya isu saja. Itu guyonan saja. Kalau bahasa almarhum teman dekat saya, “lantakelah. Belum ke aku ngibar bendera putih. Kerjo bae terus. Ngapoi mikir ini dan itu”, katanya suatu waktu.
Isu sebenarnya cantik kalau dikelola agar tidak kehabisan materi berita. Tapi kalau kebanyakan isu yanggak bagus juga karena semua yang dibicarakan hanya pepesan kosong, tidak ada artinya. Kalau di tempat kami, pepesan ikan bumbu kuning malah enak. Celeguk.
Salam Kompasiana
Salam Politik Sehat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H