Sore kemarin lapangan Tenis Tiara Lahat tidak seperti biasanya. Mereka yang latihan tenis mulai pukul 17.00 tetap melakukan latihan ringan. Yup, selama bulan Ramadhan latihan mulai pukul 17.00. Beberapa pemain tenis junior juga sibuk mengangkati beberapa plastik besar serta satu bos es besar. Bergotongroyong demikianlah salah ciri khas dari para pecinta tenis di Lahat ini.
Baru sekitar 15 menit melakukan latihan ringan. Hujan deras mengguyur disertai angin yang cukup kencang. Beberapa petenis yang tadinya berniat hadir untuk latihan bersama pun mengirim sms atau menelpon kalau mereka tak bisa ke lapangan ada juga yang mengabari kalau mereka tugas ke Palembang.
Sedih ya. Walau demikian setidaknya sudah berkumpul 20-an petenis.
Aji yang kuliah di Yogyakarta sudah balik. Demikian pula dengan Rafi yang sekolah di Bandung balik kampung ke Lahat. Yup, mereka mencari ilmu di Jawa tetapi tetap latihan tenis loh.
H Nuki, yang memberikan kata sambutan menyampaikan terimakasih karena kehadiran semua pecinta tenis. “Kita berharap Aji, dan Rafi mampu memberi motivasi pada adik-adiknya yang akan ikut Popda. Sebelum pulang ke Jawa lagi latihan bersamalah dengan adik-adiknya,” kata H Nuki.
Petenis junior yang akan ikut Popda diharapkan memiliki semangat bertanding yang tinggi. “Pantang menyerah sebelum bola mati,” kata Nuki.
Diungkapkan pula Porprov Sumatra Selatan 2017 sudah semakin dekat. “Kita harus punya strategi dan juga meningkatkan latihan agar dapat mempertahankan 3 medali emas yang direbut di Porprov 2015 di Linggau.”
Jelang beduk Maghrib, anak-anak menyiapkan es dogan plus cincau ke gelas plastik serta teh hangat. Makanan ringan pun disiapkan. Alhamdulillah akhirnya waktu berbuka tiba.
Diantara anak-anak yang berbuka ada Zaki yang baru kelas empat SD sedang berjuang untuk mencapai puasa sebulan penuh. Yup, Zaki bila bisa menjalankan puasa selama sebulan artinya tahun 1437 H ini tahun berkah bagi Zaki. Bertahan ya Zaki tinggal lima hari lagi.
Petenis-petenis junior ini patut bersyukur karena mereka diberi berkah oleh Allah SWT di tahun ajaran baru ini. Duta dan Puspa masuk SMU dengan jalur prestasi olahraga. Nando malah masuk SMP melalui jalur akademik dan prestasi olahraga demikian pula Tiara si pengejar bola pun masuk SMP dengan jalur prestasi olahraga. Ade sudah lebih dulu merasakan nikmat setahun lalu. Olahraga yang mereka tekuni ternyata membuka jalan kehidupan mereka masuk ke sekolah-sekolah favorit. Amiinn.
Di penghujung, petenis junior ini walau masih kecil dan rajin mengolah tubuh dan mengolah bola agar makin hebat di lapangan tenis juga mengolah iman agar makin bertaqwa. Walau mereka terkadang saling ganggu jelang sholat Maghrib, tetapi mereka terus mengasah imannya agar terus meningkat. Ada sujud dari petenis senior dan junior di lapangan tenis sebagai tanda syukur atas nikmat yang telah didapat.