Sepasang kekasih yang sedang memadu kasih senang sekali makan nasi rendang. Nasi rendang yang dijual di Restoran Padang. Ada dua tempat restoran padang yang menjadi favorit keduanya. Pertama, di kawasan Jalan Sudirman dan yang kedua di kawasan jalan Kapten A Rivai. Kedua restoran tersebut memiliki ciri khas, satu nasi rendangnya hitam dan selalu diberi kentang tipis goreng dan satunya lagi nasi rendang merah dan selalu diberi kerupuk merah. Kedua restoran ada di Palembang dan kedua kekasih juga orang Palembang.
Kedua restoran, tetap mempertahankan pada bungkusan pertama selalu dengan daun pisang. Sehingga kalau nasi panas dipadu dengan rendang plus kuah dan kemudian ditutup untuk dibawa pulang. Kemudian, dibuka dan dimakan, heeemmmmm ada rasa bau yang sangat kuat. Daun pisang itu menambah sesuatu yang menambah aroma rasa. Langsung ngiler dah. Bagi yang senang pedas, sambal balado langsung menyeruak menusuk hidung. Nyessss.
Bagi yang pernah makan nasi rendang yang dibungkus, pasti tahu aroma yang menyengat dan khas ini. Bagi yang belum pernah silahkan coba. Masuk ke cerita lagi ya.
Sepasang kekasih ini sudah lama tak makan nasi rendang. Dalam perjalanan ke bandara, mereka berdua ingin sekali makan nasi rendang. Tapi keinginan tersebut tak terwujud. Pasalnya, mereka ke bandara sudah mepet.
Sang perempuan pun menelpon sang kekasih: “Cinta biso dak beli nasi rendang. Aku kangen nasi rendang”.
Sang lelaki pun menjawab: “Aduh Yang, dak sempet lagi ini. Waktunyo la mepet. Doa be gek ado rendang di pesawat”.
Sang perempuan: “Cin, dak mungkin lah ado rendang di pesawat. Bau nasi bungkus rendang tu ke mano-mano. Jadi kalo masuk pesawat, kalo la sudah dihadang petugas dak boleh dibawa. Duren be dak boleh dibawa”.
Sang lelaki: “Namonyo doa dan berharap Yang, siapo tahu keinginan kito terwujud. Kan biso jadi cerito ke anak cucung makan nasi rendang pucuk pesawat”.
Keduanya naik LCC. Eh. Singkat cerita. Pesawat mereka terlambat dua jam lebih. Hari sudah menunjukkan pukul 22.30. Perut lapar. Makanan dan minuman yang biasa dipersiapkan karena naik LCC pun ludes. Berharap kue atau makanan dari perusahaan LCC ternyata tak ada. Akhirnya tepat pukul 22.30 penumpang pun dipersilahkan naik.
Sang perempuan: “Cin, kok bau nasi rendang nih”.
Sang lelaki: “Ai Yang. Mungkin idung kau be yang demen nasi rendang jadinyo segalo bau jadi bau rendang galo”.