Mohon tunggu...
Ananto W
Ananto W Mohon Tunggu... Administrasi - saya orang tua biasa yang pingin tahu, pingin bahagia (hihiHI)

pernah bekerja di sektor keuangan, ingin tahu banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Arsenal Kehilangan Akal

27 April 2018   14:54 Diperbarui: 27 April 2018   15:10 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Malas kita mengulas permainan Arsenal. Klub Inggris itu cuma bisa berharap dari gelar Liga Eropa untuk menyelamatkan reputasinya. Atletico Madrid sejak menit ke 10 sudah bermain dengan 10 orang. Arsenal menguasai 76% lebih penguasaan bola. Dengan keadaan itu Arsenal layak sekali untuk menang. Asal bisa menembus pertahanan Atletico yang menumpuk sampai tujuh pemain di kotak penalti. Usaha itu berhasil menghasilkan gol hasil sundulan kepala pemain Prancis.

Syarat kedua yang tidak bisa dipenuhi oleh Arsenal, yaitu awas terhadap serangan balik, terutama dari Antoine Grizmann. Benar saja. Wellbeck pura-pura jatuh untuk mendapatkan tendangan bebas di menit 82. Bola direbut lawan, Grizmann berlari cepat membawa bola dihadang oleh Koscielny. 

Bola berhasil ditendang tetapi masih kena kepala Grizmann. Bola bisa dibawa Greizmann ke gawang. Ospina menghadang sambil menjatuhkan badan. Penyerang itu beruntung hadangan kiper membelokkan arah bola kembali. Bola digiring ke sudut gawang. Mustafi mengejar bola tetapi terjatuh. Bola ditendang ke langit-langit gawang. Arsenal-Atletico : 1-1.

Wenger mengatakan bahwa tugasnya jelas bagi tim yaitu tidak terkecoh oleh bola panjang. 

Arsenal kehilangan akal, ujar eks pemain Arsenal, Alan Smith. Untuk itu Wenger juga tidak bisa mengubahnya. Ia berkata dengan pedas "kesalahan anak sekolah dari Koscielny, yang berusaha mengangkat bola lewati kepala Griezmann's padahal bisa ditendang ke luar lapangan. Lalu Mustafi yang bisa menyusul seperti biasanya tetapi terpeleset. 

Ia pemain nasional Jerman namun tidak membawa pengalamannya dalam pertandingan-pertandingan Arsenal. Apapun, pelatih yang menentukan. Ia harus memastikan mereka melakukan tugasnya. Kita sudah mengatakan ini selama 10 tahun."

Kelemahan Arsenal itu sepertinya sudah menjad DNA. Arsenal sudah kehilangan mojo (sihir) nya. Apa benar?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun