Mohon tunggu...
Ananto W
Ananto W Mohon Tunggu... Administrasi - saya orang tua biasa yang pingin tahu, pingin bahagia (hihiHI)

pernah bekerja di sektor keuangan, ingin tahu banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tobat dan Kumat Dilacak Lewat Infeksi Virus Komputer

28 Maret 2018   09:00 Diperbarui: 28 Maret 2018   20:54 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agama lebih unggul daripada praktik menyembah alam, animisme misalnya, karena mengajarkan mati raga, berpantang dan berpuasa. Menahan diri dari godaan duniawi. Hati itu taat tetapi daging itu lemah.  

Umat Katolik menjelang perayaan wafat dan kebangkitan Yesus Kristus wajib mengikuti ajaran gereja dengan berpuasa dan berpantang. Masa itu disebut masa pra Paskah.

Perusahaan Enigma Software Group (ESG) -- (https://www.enigmasoftware.com) mengamati infeksi malware yang ditangkap melalui Spy Hunter selama masa pra Paskah. Di AS infeksi itu turun 17% sejak awal puasa dan pantang dibandingkan bulan sebelumnya. Riset tahun lalu penurunannya 14%.

Penurunan itu karena lalu lintas di sosmed menurun. Umumnya, virus komputer itu banyak merngeriyap di situs dewasa. Dua hal itu memberikan kesimpulan umum : menjelang Paskah umat Katolik  "bertobat," tidak mengakses situs porno. Untuk membuktikan hal itu, ESG lebih jauh mengamati kota kota yang mayoritas penduduknya Katolik. Ada 10 kota diteliti. Ternyata penurunan infeksi virus komputer menurun bahkan melebihi rerata nasional. Pittsburg turun 38%, terendah Miami yang turun 11%.

Hasil kajian di atas di atas tentu saja menarik. orang bisasemacam menahan diri untuk memenuhi kewajibanritus agama. Habis itu ? business as usual.

Tomat (tobat - kumat)

Salah satu penelitian Norman Doidge, MD, psikiater dan periset,  yang menarik mengatakan bahwa otak kita itu tidak bersifat tetap, bisa berubah (neuroplastik) sendiri. Sebelumnya otak itu dianggap sudah tetap tidak berubah lagi. Tetapi dari dokumentasi para ahli, dokter, pasien yang dikumpulkan diketahui otak itu bisa berubah, bisa menyembuhkan dirinya sendiri.

Seorang yang menikmati internet xxx merangsang dopamine yang memberikan kenikmatan. Kenikmatan itu membius, membuat peta baru dalam otak. Neuron otak berubah. Otak mengingat kesenangan yang diperoleh sebagai standar toleransi baru. Kenikmatan yang diperoleh merangsang otak untuk mencari kenikmatan yang lebih seru lagi, yaitu tayangan- tayangan di internet. Otak kemudian sudah mengalami ketagihan. 

Ketika orang bisa menahan diri dari godaan, sebenarnya ia melawan bentukan dari pengalaman dia dulu ketika menerima kenikmatan dari menonton xxx. Otak yang sudah berubah susunan neuronnya itu sudah sulit untuk diubah begiu saja. Perlawanan orang untuk mengubah perilakunya bukan dopamine yang memberikan kenikmatan di otak.

Maka kadangkala orang tidak berhasil melawan. Maka hal itu bisa disebut "kumat"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun