Mohon tunggu...
Ristriardani
Ristriardani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Psikologi

Saya seorang ibu rumah tangga yang memiliki profesi sebagai wiraswasta dan mahasiswa Psikologi. Hobby yang seneng-seneng aja dan sangat minat dengan dunia psikologi baik Psikologi Industri dan Organisasi dan Peningkatan Kesehatan Mental.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Pakai AI untuk Membuat Tugas, Kenapa Tidak? Boleh Banget Kok

8 November 2024   18:21 Diperbarui: 8 November 2024   20:25 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Saat ini saya adalah mahasiswa S1 jurusan Psikologi semester 7. Saya memulai kuliah tahun 2021 saat masih pandemi Covid 19 dan perkuliahan dilakukan secara online. Mungkin untuk mendorong pemahaman mahasiswa yang kuliah secara  online terhadap materi yang disampaikan, Sebagian besar dosen memberikan tugas yang memerlukan referensi yang banyak baik berupa jurnal maupun buku dan analisis yang mendalam atas permasalahannya untuk dibuat sebuah makalah dan bahan tayangan presentasi. Dua tahun pertama saya masih menggunakan cara lama yang manual mencari jurnal, e-book referensi dan searching di internet untuk mengumpulkan materi dan membacanya satu per satu kemudian membuat makalah dan presentasi. Namun di tahun ketiga dimana saya juga seorang karyawan, maka semakin kewalahan dengan tugas-tugas kantor dan tugas-tugas perkuliahan.  

Sebenarnya saya sudah mendengar adanya Artificial Intelligence atau AI. Saat itu saya tahunya AI bisa kita tanya segala hal dan bisa menjawab dengan benar. Terus terang saya ragu-ragu menggunakan AI dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Awalnya,  saya merasa ini adalah jalan pintas yang tak benar, seperti mencontek, menjiplak dan saya takut ini akan membuat saya menjadi manusia yang malas berpikir, malas membaca, bergantung pada AI dan susaah untuk kritis.

Sumber : Viva Bandung
Sumber : Viva Bandung

Tetapi kemudian setelah saya dihadapkan pada kondisi tugas pekerjaan dan perkuliahan yang sangat luar biasa banyak dan nyaris tidak terselesaikan dengan batas waktu yang telah ditetapkan, dimana tugas perkuliahan tersebut membutuhkan referensi yang kuat,  analisis yang mendalam dan data yang sulit saya kumpulkan dalam waktu singkat, maka saya mulai bertanya ke teman-teman bagaimana cara kerja AI dan bagaimana menggunakan AI. Mulai dari sini saya mulai mencoba menggunakan AI sebagai alat bantu. Awalnya hanya untuk mencari referensi jurnal dan buku, data pendukung, namun ternyata AI bisa membantu mengolah data itu menjadi informasi yang lebih mudah dipahami. Bukan hanya lebih cepat, AI membantu saya memahami pola dari data yang sebelumnya saya anggap sulit dan jika waktu sangat mepet maka AI bisa memberikan ringkasan dari sebuah jurnal atau sumber referensi.

Seiring waktu, dan seringnya berinteraksi dengan AI, maka saya menyadari bahwa  AI bisa dimanfaatkan bukan untuk mencontek, tetapi untuk melengkapi pengetahuan, mempercepat mendapatkan referensi sumber bacaan, dan mempercepat analisis. Dapat diibaratkan seperti kalkulator yang membantu dalam perhitungan, AI pun hanya alat yang mendukung pekerjaan kita, bukan pengganti proses berpikir kita.

Begitu mudahnya mendapatkan informasi dan pengolah data di AI yang berarti mempermudah dan mempercepat saya menuntaskan tugas-tugas perkuliahan, saya menganggap perlu adanya literasi digital yang harus dipahami terkait etika penggunaan AI di dunia perkuliahan/akademis oleh mahasiswa dan dosen, agar tidak kebablasan atau mentah-mentah menggunakan bahan yang disajikan AI sebagai pemenuhan tugas perkuliahan tanpa dilakukan analisis, penyesuaian dengan referensi dan kebutuhan serta alur berpikir dan sistematik yang dimintakan.

Literasi Digital paling sedikit memuat antara lain :

  • Memahami cara kerja AI. AI merupakan alat bantu yang bekerja dengan algoritma, dengan demikian  kita pun tetap harus belajar mengolah data, sehingga terhadap hasil yang disampaikan AI kitab isa mempercayai atau harus memeriksa Kembali.
  • Memahami batasan etika. Meskipun AI bisa membantu saya dalam segala hal, namun untuk tugas yang memerlukan interpretasi pribadi, saya tetap mengerjakan sendiri agar tetap mencerminkan kemampuan diri saya kepada dosen.
  • Memandang AI sebagai alat, bukan pengganti proses berpikir. Di sini AI membantu saya mengolah informasi, tetapi tetap tugas utama ada di pikiran saya, sehingga AI tidak akan merenggut kemampuan berpikir saya.

Litrasi Digital terkait etika penggunaan AI ini ternyata sudah direspon sangat baik  oleh Direktorat Pembelajaran Dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset Dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi yang sekarang berubah menjadi Kementerian Pendidikan Tinggi, dengan menerbitkan PANDUAN PENGGUNAAN GENERATIVE ARTIFICIAL INTELLIGENCE (GenAI) PADA PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI di bulan Oktober 2024 ini.

Sumber : Kementerian Pendidikan Tinggi
Sumber : Kementerian Pendidikan Tinggi

Berikut Link untuk mendownload buku panduan dimaksud :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun