Mohon tunggu...
Yogie Pranowo
Yogie Pranowo Mohon Tunggu... Freelancer -

Pria Kelahiran Jakarta 8 Juli 1989 ini sedang berusaha (terus dan terus)menyelesaikan tesis magisternya di STF Driyarkara Jakarta. Aktif di beberapa kelompok teater independen, dan saat ini sedang bekerja sebagai pengajar paruh waktu di Kalbis Institute.

Selanjutnya

Tutup

Drama

Minah: Teater Bergenre-Romantic!!

19 September 2012   04:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:15 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minah merupakan sebuah drama yang mengisahkan tentang perjalanan kehidupan seorang perempuan kampung yang pergi ke ibukota untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Awal kisah diceritakan bahwa Minah hidup hanya berdua dengan ayahnya, mereka hidup dengan apa adanya. Suatu hari Minah dikunjungi oleh dua sahabat dekatnya, yakni Mahmud dan Ajib. Rupanya kedua sahabatnya itu membawa formulir audisi untuk menjadi penyanyi terkenal. Formulir itu di dapat dari seorang yang bernama Misser, bos besar dari ibukota. Dikatakan bahwa jika lolos audisi itu maka secara otomatis akan menjadi penyanyi di ibukota. Dengan kepolosannya, Minah memberanikan diri ikut audisi tersebut, dan ia lolos! Ketika ia sampai di rumah, dengan semangat menggebu-gebu, ia ceritakan keberhasilannya itu pada ayahnya, namun ayahnya nampak menunjukkan raut wajah yang tak senang. Karena artinya, jika Minah berangkat ke ibukota jadi penyanyi terkenal, ayahnya akan hidup seorang diri di rumahnya itu. Namun bukan itu yang menjadi alasan utamanya. Rupanya atas kejadian Minah yang ingin pergi ke ibukota tersebut mengingatkannya pada istrinya yang meninggalkannya beserta Minah di rumah itu hanya karena dijanjikan harta melimpah dan popularitas oleh lelaki selingkuhannya di ibukota. Namun Minah tetap tak mau mendengarkan ayahnya, akhirnya ia pergi ke ibukota. Sampai di ibukota, Minah diantar ke tempatnya bekerja di sebuah rumah bordil!! Satu dari dua penjaganya member arahan apa yang harus dikerjakan oleh Minah. Dengan perasaan yang campur aduk, Minah akhirnya masuk ke dalam rumah bordil tersebut!!Minimnya pengetahuan yang dimiliki Minah membuatnya keheranan dengan tingkah laku para "tamu" di dalam rumah bordil itu yang ternyata kurangajar. Minah pun hilang akal, ia berusaha lari dari rumah bordil itu. Sayangnya, kedua penjaganya melihatnya dan mengejarnya. Di dalam pengejaran itu, Minah membela diri dan tanpa sengaja membunuh kedua penjaga tersebut. Malang nasib Minah, ia akhirnya mendekam di dalam penjara. Saat di dalam penjara, Misser masih saja mengirimkannya surat yang menyatakan bahwa jika ia ingin bebas hanya ada satu cara yakni bekerja kembali di rumah bordil itu, namun Minah menolaknya secara mentah-mentah. Saat itu pulalah Minah teringat akan kehidupannya di kampung. Ia ingat akan sahabat-sahabatnya, ia ingat akan ayahnya yang begitu menyayanginya. Namun semua itu sudah terlambat, tak ada lagi yang dapat dilakukan Minah selain meratapi hidupnya di dalam penjara itu. Sampai suatu titik dimana ia sudah tak tahan lagi dengan beban moral dan beban pikirannya yang mengakibatkan kematiannya sendiri.

GENRE "MINAH"

Drama ini adalah drama bergenre romantis. Romantisme merupakan sebuah gerakan besar yang pernah ada didalam perkembangan budaya dunia, khususnya di Eropa, dimana latar belakang pemunculannya dapat kita telusuri di negara seperti Jerman, Inggris, dan Perancis. Menurut kaum romantis, ilmu pengetahuan, industrialisasi, maupun rasionalisme yang merupakan semangat didalam proyek modernisasi, ternyata tidaklah membuat kehidupan itu baik adanya, melainkan sebaliknya, menjadi korup dan serba termanipulasi. Di Perancis, khususnya dalam bidang pemikiran, Jean Jacques Rousseau (1712-1778) membuat kejutan dahsyat lewat sebuah risalahnya yang berjudul Discourse on the Origin of Inequality Among Men. Disebut sebagai kejutan, karena risalah itu menjungkirbalikkan pemahaman masyarakat umumnya terhadap optimisme kemajuan zaman modern. Bahwa ditengah manusia yang seperti telah terhipnotis oleh kemegahan zaman yang dicapai oleh ilmu pengetahuan dan industrialisasi, Rousseau malah dengan beraninya berseru bahwa ilmu pengetahuan pada dasarnya merusak dan menyengsarakan hidup manusia. Peradaban sesungguhnya hanyalah hasil dari hidup kebiasaan hura-hura oleh kelas menengah dan atas, dengan menekan kehidupan kelas bawah, dan karenanya terjadi sebuah kesenjangan kehidupan sosial ekonomi yang parah. Kelas yang berkuasa memuja-muja pemilikan pribadi (property), sedangkan unsur tersebutlah sebagai faktor utama munculnya ketidakadilan, kesengsaraan, kejahatan atau ketidaksamaan pendapatan ekonomi. Di dalam teater Romantis, tema-tema tentang perjalanan hidup manusia bersama konsepsi evolusinya menjadi sangat menyolok dan khas yang secara eksplisit dinafasi oleh semangat mitis sebagai gambaran bertemunya kembali manusia dengan sang kemurnian. Dalam hal ini Romantisme memiliki kekhasan tersendiri untuk berefleksi diri didalam waktu yang secara langsung menyangkut dengan sejarah perkembangan manusia dan dimensi individualitasnya. Mereka berpendapat bahwa ada titik awal sebagai fase kemurnian hidup manusia sebagaimana yang diyakini Rousseau. Maka disanalah hendaknya kita arahkan dan tetapkan orientasi hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun