Saluran komunikasi melalui video conference saat meninjau arus mudik terputus tiba tiba, presiden yang sedang asik meninjau merasa kesal akan hal tersebut. Sontak beliau menegur keras (marah) dirut Telkom dan dirut Telkomsel ditengah tengah acara tinjauan. Selidik punya selidik ternyata saluran komunikasi tersebut bukan tanggung jawab kedua perusahaan tersebut karena menggunakan jaringan Intranet (yang sifatnya mandiri) POLRI. T_T Agak tergelitik melihat presiden sby marah, ingat waktu beliau marah marah saat para kepala daerah BOSAN dan TERKANTUK saat mendengar beliau berektorika. Beliau menegur langsung saat acara, tindakan yang cukup tepat. TAPI, saat melihat dalam gambar yang lebih besar, bertanya - tanyalah dalam hati. Konsistenkah SBY saat mau marah atau hanya situasi tertentu ? Kasus pencurian budaya hingga kedaulatan wilayah dengan Malaysia, tak melihat SBY geram meski dalam pidato kenegaraannya. Cenderung diplomatis dan SANTUN, yang buat lebih sedih Menlu Indonesia minta maaf pula kepada Malaysia. WHAT THE FUN !!! Di luar pertimbangan TKI dan hubungan ekonomi dengan Malaysia atau jauh tertinggalnya ALUTISTA nasional, kami rakyat Indonesia perlu SUNTIKAN nasionalisme dari Seorang Pimpinan Puncak. Meski hanya sikap yang ditunjukan lewat RETORIKA yang Keras. Kasus century tak terlihat juga kemarahan itu.Kasus lapindo yang sampai sekarang masih terkatung - terkatung (ALASAN: harga saham usaha bakrie turun, sehingga rencana pengembalian ditunda. SARAN: Alihkan dana kampanye Abudrizal Bakrie melalui pemasangan spanduk2 untuk Nyicil Korban Lapindo). Andai, Presiden SBY menjadi nasabah Century atau Korban Lapindo mungkin beliau akan marah marah juga, SEBAB VIDEO CONFERENCEnya MATI SAJA BELIAU MARAH. Marah lah Pak! Kami memilih pemimpin yang juga bisa wakilkan SIKAP kami atas hal hal yang menodai Keadilan Sosial. Mungkin masih ada beberapa kasus lain yang butuh kemarahan Presiden ! Titip bapak, Marahlah kepada Kementrian Kesehatan yang belum bisa menjamin 72 juta rakyat miskin berobat layak padahal di APBN ada 6,7 Triliun uang yang disiapkan untuk menjamin hal itu. Jika tak mampu marah, anjurkan setiap rumah sakit memasang plat "ORANG SUSAH DILARANG SAKIT!". Sehingga si miskin sudah bersiap - siap. Atau marah lah juga kepada DPR yang mengundur - undur legalisasi undang undang KESEHATAN sampai 2014. Kalau tak bisa, ikut tertawa saja bersama kami melihat Ngototnya mereka menaikan tunjangan dan membangun "HOTEL" baru. Bapak ! Kami muak juga mual. Muak dan mual karena terus menerus dijejali masalah bangsa yang membusuk bersama waktu. Kami tahu bapak juga berfikir dan bekerja hingga lelah, terlihat dari kantung mata bapak. Kami juga sadar bapak bukan Superman ! Tapi kami cuma minta MARAH LAH ! saat merasakan kemarahan kami. Jangan bersantun ria, cape hati bapak. Sudah cukuplah cape perut saja yang kami rasakan. Ok Bapak, jangan marah ya saat rakyat mengutarakan rasa. Tapi marahlah kepada orang yang membuat rakyat marah walaupun itu teman atau diri bapak sendiri? Pak SBY, jangan lupa marah ke Malaysia (Kedaulatan), Bakrie (Lapindo), Boediono (Century), DPR (UU Kesehatan). Bupati yang tertidur dan Dirut Telkom/sel (meski salah alamat) sudah merasakan kedahsyatan marahnya bapak. MARAH ya PAK!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H