Mohon tunggu...
Yustinus Oswin Mamo
Yustinus Oswin Mamo Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Berasal dari keluarga sederhana di kampung kecil Detunio. Pernah mengemban pendidikan di Seminari St. Yohanes Berkhmans Mataloko, dan pada bulan april 2015 lalu, lulus dari sarjana Administrasi Publik Universitas Merdeka Malang.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kaum Muda Katolik: Masa Depan Mengatasi Perubahan Iklim

1 Januari 2016   11:01 Diperbarui: 3 Januari 2016   13:16 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebakaran di jalan FLorez - ENDE (Foto dikirim dari salah seorang teman Harpal Atta Wator)

Perubahan Iklim (climate change) menjadi salah satu permasalahan yang sangat urgen di tingkat global saat ini. Perubahan iklim sebenarnya terjadi akibat dari tindakan keserakahan manusia terhadap lingkungan dan sumber daya alam yang dimilikinya tanpa mengenal batas. Perubahan iklim global kini dampaknya sudah semakin nyata dirasakan oleh masyarakat di seluruh dunia yang ditandai dengan meningkatnya suhu udara, naiknya permukaan air laut dan perubahan pola musim hujan dan kemarau yang semakin tidak menentu. Dalam sebuah laporan terbaru oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa perubahan iklim adalah ancaman sangat fundamental terutama kepada orang-orang miskin di seluruh dunia, dan sangat kemungkinan mendorong lebih dari 100 juta orang kembali ke dalam kemiskinan selama lima belas tahun ke depan. Dan daerah-daerah termiskin di dunia seperti, Sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan-akan mengalami gejolak yang sangat tinggi dari dampak perubahan iklim ini.

Agenda menanggulangi perubahan iklim kini semakin intens di bahas dan menjadi kajian bersama dalam berbagai forum, baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional. Dalam Konferensi Perubahan Iklim di Paris beberapa hari yang lalu, 150 pemimpin negara-negara di dunia, menyepakati upaya yang mengikat secara hukum mengenai pengurangan emisi gas rumah kaca, untuk mempertahankan kenaikan suhu global kurang dari 2 derajat Celsius dibandingkan suhu global pra-industri. Langkah kebijakan yang ditetapkan para pemimpin dunia ini adalah sebagai bentuk komitmen guna mengatasi berbagai permasalahan perubahan iklim yang terjadi belakangan ini. Menanggapi hal ini, Pemerintah Indonesia di bawah kementrian Lingkungan Hidup pun berkomitmen terhadap upaya mitigasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta upaya strategi adaptasi guna menghadapi berbagai dampak perubahan iklim yang terjadi. Pemerintah juga mendorong agar seluruh elemen masyarat dapat mengambil bagian dan terlibat secara langsung guna mengatasi berbagai dampak dari masalah perubahan iklim ini.

Panggilan Bagi Kaum Muda Katolik

Kompleksitasnya masalah perubahan iklim mendorong kaum muda katolik agar semestinya membangun keterlibatan melalui gerakan-gerakan yang sifatnya berkelanjutan terhadap upaya akan penyelamatan bumi dari berbagai dampak perubahan iklim yang akan terjadi belakangan ini. Pemahaman secara utuh tentang konsep perubahan iklim ini menjadi tugas dan tanggung jawab kaum muda katolik guna membangun rasa keberpihakan terhadap lingkungan dan alam yang ada disekitarnya. Selanjutnya, prinsip dasar dalam setiap gerakan kaum muda katolik ini perlu dimaknai secara mendalam sebagai sebuah bentuk panggilan dalam karya kerasulan gereja yang dilandasi dengan iman akan perbuatan secara nyata. Sebab, kaum muda katolik sendiri merupakan kekuatan yang amat penting dalam membangun misi dan panggilan gereja, terutama panggilan merefleksikan hidupnya dalam usaha mengambil bagian untuk upaya menyelamatkan bumi ini. Kaum muda yang dengan berbagai bentuk dan cara pengembangan kegiatan yang beraneka ragam dan banyak pilihan, menjadikan dasar utama mewujudkan misi untuk menggugah dunia dari berbagai ancaman dan dampak perubahan iklim.

Dalam tindakan menyelamatkan bumi dari gejolak permasalahan perubahan iklim yang berkembang cukup dinamis ini, hendaknya kaum muda katolik mendasari pemahamannya yang khusus pada Ensiklik Paus Fransiskus ”Laodato Si” yang menyerukan tentang panggilan untuk merawat dan memelihara bumi sebagai rumah kita bersama (on care for our common home). Dalam ensiklik ”Laudato Si”, Sri Paus mengungkapkan perlu ada pertobatan ekologis yang merupakan sebuah refleksi iman akan orientasi pada upaya membangun kembali relasi antara manusia dan alam ciptaanNya. Pada akhir, refleksi pertobatan ekologi dalam gerakan kaum muda katolik sendiri haruslah sesuai dengan kenyataan hidup sehari-hari dengan membangun cita-cita hidup yang pada prinsip dasarnya untuk mencapai keadilan dan kebaikan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun