Mohon tunggu...
Waldus Budiman
Waldus Budiman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat filsafat

Peminat filsafat dan Ilmu-Ilmu Sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Doxa, Ketika Kebenaran Dibuang ke Tempat Sampah

21 November 2020   23:30 Diperbarui: 22 November 2020   00:19 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang kebenaran (Michael Carruth from unplash.com)

Oleh sebab itu,  kata Doxa mengandung aspek penipuan atau manipulatif karena menutup kebenaran yang sesungguhnya (Reza Watimena, 2010,  hal 160).

Pertanyaan adalah, apa kaitan antara Doxa dan politik dan apa itu politik doxa (?)

Doxa dan Politik

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa term Doxa di sisi lain mengandung makna yang negatif. Makna ini tentunya bertumpu  pada suaru realitas yang konkret. Keterkaitan antara doxa dan politik adalah jelas bahwa realitas perpokitikan kita saat ini banyak mengandung doxa.

Saya menyebutnya politik permukaan. Boleh saja di permukaan semuanya kelihatan baik dan benar namun bahwa realitas sesungguhnya jauh dari itu. Di permukaan kelihatan elegan pada hal yang di dasarnya sangat rapuh. Realitas perpolitikan kita saat ini sedang tidak baik-baik.

Ada banyak para politisi yang menunjukkan citra semata. Pencitraan berarti itu bentuk dari doxa karena banyak manipulatifnya. Sikap politik saat ini banyak menutupi kebenaran yang terkandung di dalamnya. Kisah perampasan tanah di Basipae oleh pemerintah NTT adalah salah satu contohnya.

Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah NTT dengan melibatkan aparat keamanan yang bersenjata lengkap, menunjukan watak anti rakyat. Selasa 4 agustus hingga Selasa 18 Agustus, masyarakat terus diintimidasi, dikriminalisasi karena mempertahankan hak atas tanah. Sudah 29 KK yang digusur rumahnya. Ada 6 rumah yang barang-barangya hilang bahkan persediaan makanan hilang saat pembongkaran. (Kumparan, 9/08/20).

Inilah salah satu contoh tindakan represif pemerintah terhadap masyarakat. Boleh saja retorika yang bagus dan menampilkan ciri politik yang elegan, namun kita tidak bisa menampik dari realitas yang sesungguhnya. Sekali lagi bahwa, dibalik retorika politik yang bagus, terdapat banyak manipulatif politik yang kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun