Mohon tunggu...
Seno Aji
Seno Aji Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kabupaten Sleman, Realitas Waktu dan Budaya

1 Juli 2024   16:05 Diperbarui: 2 Juli 2024   12:02 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kabupaten Sleman memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam, mulai dari situs-situs bersejarah hingga berbagai bentuk kesenian tradisional. Situs-situs seperti Karangtanjung, Jetis, dan Candi Wadas menunjukkan kekayaan arkeologis dari masa lalu. Selain itu, kesenian tradisional seperti karawitan, ketoprak, larasmadya, slawatan, keroncong, dan campursari tersebar di berbagai desa, mencerminkan keanekaragaman budaya yang masih hidup dalam masyarakat.

Potensi besar di bidang kebudayaan yang dapat menjadi aset penting untuk pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif. Dengan pelestarian yang efektif, warisan budaya Sleman tidak hanya akan tetap ada tetapi juga akan memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat dan memperkuat identitas budaya mereka.

Warisan budaya Sleman tidak hanya terdiri dari benda-benda bersejarah tetapi juga mencakup budaya tak berwujud seperti upacara adat, ritual, dan sistem norma yang masih dilestarikan hingga sekarang. Warisan ini memberikan identitas kuat bagi masyarakat Sleman, menghubungkan mereka dengan masa lalu sekaligus memperkaya kehidupan masa kini.

Permainan anak zaman dahulu yang menarik, seperti petak umpet, ular naga panjang, bola bekel, lompat tali, kelereng, bongkar pasang, congklak, layang-layang, senapan bambu, engklek, egrang, ketapel, gasing, balap karung, dan ular tangga. Permainan ini mengajarkan keterampilan fisik, sosial, dan kognitif yang berharga bagi anak-anak. Misalnya, petak umpet melatih kemampuan bersembunyi dan berlari, ular naga panjang meningkatkan kerjasama, dan bola bekel mengasah ketangkasan.

Permainan tradisional seperti ini seringkali tidak memerlukan alat mahal atau teknologi canggih, sehingga mudah diakses oleh semua anak. Misalnya, engklek hanya membutuhkan pecahan genting atau koin, dan lompat tali menggunakan rangkaian karet panjang. Permainan ini menghidupkan kembali kenangan masa lalu dan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk bermain aktif secara fisik dan bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya, menjauhkan mereka sejenak dari ketergantungan pada gadget.

Banyak dari permainan ini juga membantu mengembangkan kreativitas dan keterampilan tangan, seperti membuat layang-layang atau memainkan gasing. Selain itu, permainan seperti congklak dan ular tangga mengajarkan anak-anak berhitung dan strategi. Dengan berbagai manfaat tersebut, penting bagi kita untuk melestarikan permainan tradisional ini agar tetap dikenal dan dimainkan oleh generasi berikutnya.

Namun, tantangan besar yang dihadapi Kabupaten Sleman adalah pelestarian kesenian tradisional yang semakin terancam punah. Banyak jenis kesenian seperti Sruntul, Srandul, dan Emprak saat ini hanya dimainkan oleh satu-dua kelompok saja. Diperlukan upaya dari pemerintah dan masyarakat untuk memastikan kesenian-kesenian ini tetap ada dan tidak hilang seiring waktu.

Dalam upaya pelestarian budaya, Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Kebudayaan mengadakan berbagai festival kesenian dan budaya. Festival Upacara Adat/Tradisi Budaya, misalnya, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan kekayaan warisan budaya dan menguatkan nilai-nilai kearifan lokal. Festival ini menjadi ajang bagi masyarakat untuk menampilkan dan mengapresiasi kekayaan budaya mereka.

Peran masyarakat sangat penting dalam pelestarian budaya. Kesenian tradisional harus hidup dan berkembang di tengah masyarakat, bukan hanya bergantung pada upaya pemerintah. Diperlukan sinergi antara pemerintah, seniman, dan masyarakat untuk menciptakan ruang dan kesempatan bagi kesenian tradisional untuk terus tampil dan berkembang.

Selain itu, tantangan ekonomi juga menjadi faktor penghambat pelestarian kesenian tradisional. Tekanan ekonomi membuat masyarakat berpikir ulang untuk menggelar pertunjukan kesenian tradisional. Dukungan finansial dan fasilitas yang memadai dari pemerintah maupun swasta sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini, sehingga kesenian tradisional dapat terus hidup dan dinikmati oleh generasi berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun