Mohon tunggu...
Oleh Solihin
Oleh Solihin Mohon Tunggu... profesional -

Menulis beberapa buku untuk remaja, di antaranya Jangan Jadi Bebek (2002); Jangan Nodai Cinta (2003); LOVING You Merit Yuk! (2005); Yes! I am MUSLIM (2007); Jomblo's Diary (2010) dan beberapa buku lainnya | Instruktur Menulis Kreatif di Rumah Gemilang Indonesia [www.rumahgemilang.com] dan Pesantren MEDIA [www.pesantrenmedia.com] | Sekadar berusaha memberikan sedikit pengalaman hidup melalui tulisan. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi siapapun. Boleh juga kunjungi blog saya: http://osolihin.net. | website kepenulisan yang saya kelola: [www.menuliskreatif.com]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jaim Kok Cuma di hadapan Orang?

19 April 2010   09:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:42 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalaamu’alaikum wr wb Saya sering liat keumuman orang kalo pas kondangan pake dandanan yang enak dipandang mata dan umumnya dibilang pantas. Ada yang pake batik, ada yang pake baju koko, ada yang berkerudung, ada yang lengkap juga dengan jilbabnya, ada yang dibungkus dengan balutan busana tradisional. Alasannya, selain menghormati yang mengundang, juga untuk menjaga imej diri agar citranya tetap baik di hadapan banyak orang. Apakah citra itu memang perlu? Perlu. Banget-banget perlu. Jika ke pesta pernikahan kita nekat tak mengenakan busana, apa kata orang? Malu deh kita. Citra sebagai manusia “normal” dan beradab jadi runtuh. Kalo kita pergi ke kantor hanya mengenakan kolor doang pasti banyak karyawan lain heboh dan nganggap kita lagi kumat gokilnya (kecuali kantor sendiri dan itu adanya di rumah sendiri yang disulap jadi kantor–dan kita sebagai direktur merangkap karyawan alias cuma usaha sendiri hehehe…) Jaim banyak ragamnya dalam banyak aktivitas dan keperluan, silakan Anda eksplor sendiri contoh-contohnya. But, saya masih perlu prihatin ketika banyak kaum muslimin yang jaimnya ketika di hadapan orang saja. Sementara di hadapan Allah Swt. jarang yang mau serius untuk menunjukkan bahwa dirinya berhak dipandang mulia oleh Allah Swt. Kalo di hadapan banyak orang kita mengenakan busana yang pantas adalah untuk menghormati mereka sekaligus menunjukkan citra dan kepribadian diri kita, maka seharusnya di hadapan Allah Swt. (yang setiap saat mengawasi perilaku kita) kita lebih hati-hati lagi. Harus jaga imej bener tuh. Bukan hanya soal pakaian, tapi juga perilaku dan bahkan niat yang ada di pikiran. Harus diperhatikan supaya nggak dicap sebagai orang yang nggak taat kepada Allah Swt. Iya nggak sih? Maka, kalo memang kita mau jaim di hadapan Allah Swt. kita harus amalkan ajaran Islam dong ya. Sebagai muslim itu memang sewajibnya. Ketika keluar rumah wajib menutup aurat. Maka, busana yang dikenakan harus yang sesuai aturan Islam. Bisa jadi menurut ukuran manusia negeri ini pada umumnya saat ada wanita mengenakan kebaya ketika keluar rumah akan dianggap telah mencerminkan kepribadian wanita Indonesia. Atau ketika ada wanita keluar rumah mengenakan busana macam bikini, tangtop, rok mini dan sejenisnya bisa saja sebagian orang menyebutnya modern. Tetapi itu semua di hadapan Allah Swt. adalah sebuah pelanggaran terhadap syariatNya. Hmm.. pilih mendapat ridho manusia atau ridho Allah Swt? Silakan dipikirkan! Contohnya silakan dicari lagi. Banyak. Tapi intinya orang punya aturan masing-masing untuk tampil menawan di hadapan orang banyak. Itu boleh-boleh saja, namun alangkah baik dan benarnya jika di hadapan Allah Swt. pun kita jaga imej diri. Bahkan itu wajib hukumnya. Jangan sampe jaim cuma di hadapan orang doang. Rugi! Salam, O. Solihin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun