Mohon tunggu...
Daniel Oslanto
Daniel Oslanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Rasanya lebih sulit berganti klub kesayangan ketimbang berganti pasangan (Anekdot Sepakbola Eropa) - 190314

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Balada AC Milan Bagian III: Anekdot Sayembara Pelatih

7 Januari 2014   17:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:03 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kolom Daniel Oslanto
Balada AC Milan Bagian III: Anekdot Sayembara Pelatih

Ini adalah tulisan ketiga saya mengenai balada AC Milan di musim ini, setelah mempublikasikan artikel pertama berjudul Balada Milan, Galliani, dan Allegri; yang dilanjutkan dengan artikel kedua balada Milan :Singa atau Domba, kali ini saya menyoroti balada yang ketiga, Anekdot Sayembara Pelatih. Pembahasan kali ini adalah apa dikicaukan akun @milanello di twitter, Galliani: "I'm sorry about Allegri leaving because it has been 4 wonderful years, but we both agree that it is the right decision." Well, bukan sebuah kejutan, mengingat Allegri melakukan banyak kesalahan elementer di musim ini yang mengakibatkan Milan terseok-seok di Liga Italia. Berhenti menyalahkan Allegri, berhenti menyalahkan Galliani, berhenti menyalahkan siapapun. Menatap ke depan, siapa yang akan menjadi pelatih kepala?

Faktanya, hingga saat ini sayembara pelatih baru masih seperti isu bola liar, yang menggelinding kesana ke mari. Tidak ada sebuah kejelasan. Apakah ini sekedar sebuah sensasi, atau memang sebuah strategi? Mari kita membahasnya. Kepergiaan Allegri dari Milan di akhir musim nanti bukanlah sebuah kejutan, namun pernyataan terlalu dini dari Galliani bahwa Allegri akan segera angkat kaki dari Milan jelas menimbulkan hal-hal spekulatif. Pertama, media berbondong-bondong mulai membahas siapa para calon pelatih Milan musim depan, sementara Allegri dan pasukannya harus fokus untuk mengembalikan performa mereka sebagai tim besar. Kedua, efek negatif yang lain adalah potensi berkurangnya respek pemain kepada Allegri, karena tidak akan ada kepastian mengenai status pemain, entah dilibatkan dalam skema musim depan atau dijual, barisan sakit hati yang selama ini menekan perasaan selama Allegri memegang skema Milan, dsb.

Sayembara pelatih belum berakhir. Malah semakin rumit dengan keterbatasan yang dimiliki oleh Milan. Milan tentunya menginginkan pelatih berkualitas, kaya pengalaman, dan diyakini mampu mengembalikan performa Milan dengan sumber daya yang ada, dan yang paling penting, besaran gaji sesuai dengan budget yang dicanangkan. Sesuatu hal yang sangat sulit untuk ditemukan di saat ini. Tak ayal bila pada akhirnya Milan akan memilih pelatih muda yang penuh potensi dan bisa mengerti kultur Milan. Hal inilah yang mengangkat nama Clarence Seedorf dan Filippo Inzaghi sebagai suksesor Allegri. But wait, bukankah mereka ini minim pengalaman dalam kepelatihan?
Ah, lupakan sejenak pilihan kepada pelatih muda. Pelatih yang sudah memiliki beberapa pengalaman bagus dan gaji yang cukup sesuai dengan kriteria Milan ada dalam diri Luciano Spaletti (Zenit Petersburg), Francesco Guidolin (Udinese) atau Cesare Prandelli (Timnas Italia). Tapi benarkan bahwa pelatih kaya pengalaman seperti ini yang dicari oleh Milan? Well, Allegri sendiri tidak bisa dikatakan buruk mengingat dirinya adalah pelatih terbaik Serie-A semasa pelatih sekaliber Jose Mourinho melatih Inter Milan, mempersembahkan gelar scudetto di tahun pertamanya bersama dengan Milan. Namun, mengapa Allegri tidak bisa dikatakan sukses di Milan? Hmm, kultur Milan bisa menjadi satu alasan. So, apakah suksesor di atas sudah mengenal kultur Milan dengan baik? Bukankah mereka sama saja dengan Allegri yang tidak pernah terikat bathin dengan Milan baik sebagai pemain maupun pelatih?

Sayembara kepelatihan Milan menjadi sesuatu yang lucu. Terlebih rumor yang mengatakan bila Berlusconi menginginkan Seedorf, dan di awal Tahun baru Galliani bertemu dengan Seedorf, seolah menegaskan bahwa mantan legenda Milan ini akan menjadi pelatih Milan musim depan. Namun, bilamana sudah pasti, kenapa Galliani masih menyembunyikannya? Bukankah selama ini Galliani suka menggembar-gemborkan pihak yang sudah selangkah menuju San Siro, walaupun pada kenyataannya di akhir jalan membelot ke pihak lain, apalagi bilamana Seedorf sudah pasti melatih Milan? Kenapa harus menyembunyikannya? Hanya Galliani yang bisa menjawab sayembara kepelatihan ini. Yang pasti, Milan saat ini dilatih oleh Allegri dan sedang berjuang merebut satu tiket ke kompetisi Eropa musim depan.
Sibuk mengurusi sayembara pelatih, atau sibuk memperbaiki kualitas tim, Galliani?

Sumber

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun