Mohon tunggu...
Yosep Mau
Yosep Mau Mohon Tunggu... Penulis - Debeo Amare

Hic et Nunc

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Biduan Raya

3 Januari 2023   14:09 Diperbarui: 3 Januari 2023   14:12 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Ada suara menggelegar
Seperti amarah nada itu terdengar
Serak-serak makin terdengar
Mendekat dan mendekat, nyiur dan lebur
Ambyar...
Ya ambyar...
Hilang suara itu terjatuh di gelapnya malam

Biduan telah hilang di malam gelap
Tiada petikan dawai, ataupun

 Pukulan gendang menemani biduan

Semuanya sirna dalam purna, pergi dan tak pernah kembali
Oh biduan hilang dalam gelap di hutan raya
Terkandas amarah manusia malam
Berbuih peluru diujung kata
Menghujam panggung biduan hingga lenyap

Di manakah para penabuh gendang panggung biduan ini?
Telah hilangkah mereka?
Di manakah suara-suara serak itu?
Takutkah mereka pada negeri bintang?
Oh... biduan dan penabuh hilang di hutan raya
Sedang suara-suara ricuh angin kian memanas
Mereka menantikan tempat berlabuh tuk masa yang baru
Tetapi biduan? Tetap hilang di hutan raya.
*Atambua, 03.01.2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun