Mohon tunggu...
Joseph Osdar
Joseph Osdar Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan

Lahir di Magelang. Menjadi wartawan Harian Kompas sejak 1978. Meliput acara kepresidenan di istana dan di luar istana sejak masa Presiden Soeharto, berlanjut ke K.H Abdurrahman Wahid, Megawati, SBY dan Jokowi.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Air Mata Wakil Ketua MPR, Mbak Rerie

31 Januari 2024   18:10 Diperbarui: 1 Februari 2024   14:04 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbak Rerie, Wakil Ketua MPR, dikelilingi para pengamat politik muda, hari Sabtu, 27 Januari 2024, di Jalan Denpasar, Jakarta.

Ketika bicara tentang pengalamannya meninjau wilayah tsunami di Aceh dan Palu serta mendirikan sekolah di tempat-tempat wilayah bencana itu, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (2019 - 2024) Lestari Moerdijat atau Mbak Rerie sedikit terisak menahan tangis. Mata airnya singgah di kelopak matanya. Ini terjadi dalam acara bincang-bincang santai di Jalan Denpasar Raya nomor 12, Jakarta, Sabtu, 27 Januari, 2024.

Rabu pagi (31/1), dalam percakapan lewat telepon, saya tanya pada Mbak Rerie, "Kenapa Menangis?".

"Banyak hal yang tidak bisa saya sampaikan tentang pengalaman saya itu. Tapi juga saya sedih dengan situasi saat ini, realitas di masyarakat negeri ini yang berkaitan dengan masalah politik, sosial, pendidikan, kesehatan, dan lain-lainnya," ujar Rerie.

Ia mengatakan, air matanya keluar bukan hanya karena sedih tapi juga "kejengkelan" atas "kebodohan" yang ada di masyarakat, lembaga legislatif dan pemerintah, berkaitan masalah gerak politik untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di negeri ini.

"Saya juga menangis terharu, karena ketika saya bergerak untuk mendirikan sekolah, pendidikan pertanian, melakukan penggalian benda bersejarah serta menyelenggarakan diskusi rutin di rumah dinas saya, banyak yang membantu, banyak yang datang," ujar Rerie.

Kemudian ia bercerita pengalamannya menghadapi masalah kanker yang terjadi di masyarakat. Banyak kasus kanker yang tidak bisa ditangani Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Jumlah rumah sakit atau klinik kanker amat sangat minim hadir di negeri ini.

Tahun 2017, Rerie mendirikan "rumah singgah" untuk kaum perempuan yang terkena kanker payudara di Ungaran, Jawa Tengah.

"Satu kamar bisa menerima pasien dua orang awalnya, tapi kini bertambah, bukan hanya pasien perempuan saja, tapi laki-laki pengidap kanker juga datang," ujarnya.

Rumah singgah pasien kanker bernama
Rumah singgah pasien kanker bernama "Rumah Singgah Sahabat Lestari" yang didirikan Mbak Rerie di Ungaran, Jawa Tengah sejak 2017

Masalah kanker bukan hanya yang terkena kanker. Tapi juga menyangkut keluarga atau kerabatnya. "Mereka yang mengantar dari tempat-tempat yang jauh harus menunggu di luar rumah singgah kami yang saya beri nama 'Rumah Singgah Sahabat Lestari'. Para pengantar banyak rela tidur di luar rumah singgah kami," ujar Rerie.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun