Mohon tunggu...
Joseph Osdar
Joseph Osdar Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan

Lahir di Magelang. Menjadi wartawan Harian Kompas sejak 1978. Meliput acara kepresidenan di istana dan di luar istana sejak masa Presiden Soeharto, berlanjut ke K.H Abdurrahman Wahid, Megawati, SBY dan Jokowi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ratu Hemas Bicara Soal Pasir Merapi

20 Desember 2021   09:19 Diperbarui: 20 Desember 2021   09:26 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
JURANG merupakan salah satu hasil ulah penambangan pasir dengan alat modern di lereng Gunung Merapi di kawasan Yogyakarta. (Dok. Pribadi)

Masyarakat yang telah lama tinggal di bawah Gunung Merapi ini sering menjadi korban letusan gunung yang super aktif ini. Jangan sampai mereka memperoleh tambahan derita karena hanya bisa menyaksikan orang-orang dari tempat yang jauh menikmati pasir itu secara semena-mena.

Ratu Hemas mengatakan akan berjuang untuk menyuarakan adanya "kesewenang-wenangan" berkaitan dengan penyedotan pasir Merapi ini. Suara Bu Ratu memang diperlukan bagi masyarakat kecil sekitar gunung itu.

Bicara soal alam sekitar Gunung Merapi ini saja jadi ingat pada tulisan rekan saya Lucas Sasongko Triyoga berjudul "Merapi dan Orang Jawa, Persepsi dan Kepercayaannya" yang diterbitkan Grasindo , PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta tahun 2010.

Sarjana Antropologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu antaralain mengatakan, "Kebudayaan adalah suatu sistem yang memuat antara lain sistem nilai yang mengatur hubungan timbal balik dengan lingkungan : soial, alam lingkungan, dan adikodrati/supernatural."

Oleh karenanya hal paling penting dalam hubungan penduduk lereng Merapi dengan lingkungannya adalah sarana keseimbangan.

Penduduk lereng Merapi diajar bukan untuk menguasai alam, tetapi bagaimana menyesuaikan dirinya dengan alam yang serba gaib dan menitikberatkan bagaimana menjaga keselarasan atau harmoni dengan Merapi. Pelanggaran terhadapnya ........akan menyebabkan keguncangan kosmos.

Gunung Merapi dipercaya oleh penduduk setempat sebagai keraton makhluk halus, tempat tinggal para roh leluhur. Kepercayaan masyarakat lereng Merapi ini harus kita hormati. 

Jangan sampai penyedotan pasir di lereng Merapi tanpa kendali ini suatu pelanggaran terhadap kepercayaan masyarakat setempat. 

Penghormatan terhadap kepercayaan itu menjadi salah satu tolok ukur kita ini kaum berbudaya atau tidak. Jangan sampai kita dituduh sebagai kaum tidak tau adat atau tidak berbudaya.

Bayangkan kita ini akan jadi kaum apa bila lembaga demokrasi hanya sebagai bedak wajah saja dan kepercayaan adikodrati rakyat diinjak oleh penyedot pasir. 

Kanjeng Gusti Ratu Hemas ( via @HemasGKR)
Kanjeng Gusti Ratu Hemas ( via @HemasGKR)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun