Cerita fiksi sudah menjadi bagian dari peradaban manusia sejak lama. Baik itu sajak, syair, dongeng, romansa, cerpen, novel, maupun fantasi. Semua itu menjadi bagian dari perkembangan peradaban manusia. Fiksi juga dihadirkan untuk alasan yang beragam. Kebanyakan dongeng masa lampau dibuat untuk mendidik anak - anak, karena mereka adalah target audience untuk cerita tersebut.
Hal ini juga bisa diterapkan terhadap beberapa takhayul dan mitos. Misalnya, “bersiul dapat memanggil setan” dibuat karena bersiul merupakan tindakan yang kurang sopan bagi beberapa orang, sehingga mereka tidak ingin anak - anaknya melakukan hal itu. Atau, “duduk di bantal dapat menimbulkan bisul” – karena bila diduduki, bantal akan kotor.
Selain mitos dan takhayul, dongeng juga dikarang dengan tujuan yang sama. Dalam dongeng, selalu ada pesan moral yang terkandung. Dengan pesan moral ini, anak - anak yang mendengarnya diharapkan bisa mendalaminya dan menerapkan kebaikan di kehidupan. P
enelitian mengatakan bahwa fase pertumbuhan otak paling penting adalah saat seorang manusia baru dilahirkan hingga usia lima tahun. Hal ini berkorelasi dengan bagaimana dongeng dibuat untuk anak - anak. Harapannya adalah dalam usia tersebut, anak bisa ditanami nilai - nilai baik melalui pesan yang dikemas dalam bentuk menarik, yaitu dongeng.
Fantasi. Secara definisi, fantasi adalah salah satu genre cerita fiksi dimana penulis menciptakan sebuah dunia imajinatif atau khayalan yang tidak ada di dunia nyata, namun bisa terinspirasi dari dunia nyata dan dimodifikasi. Salah contoh cerita fantasi antara lain adalah The Owl House, sebuah serial animasi karya Dana Terrace yang tayang dari 2020 sampai 2023.
Dalam seri ini dikisahkan petualangan seorang gadis remaja bernama Luz Noceda yang secara tidak sengaja memasuki dunia lain penuh sihir dan monster. Ini merupakan contoh jenis fantasi dimana penulis memunculkan dunia khayalan namun masih berkorelasi dengan dunia nyata. Fantasi jenis ini biasanya lebih disegani, karena penikmat bisa membayangkan petualangan mereka sendiri dalam cerita tersebut.
Dalam konteks dongeng, pada umumnya dongeng - dongeng masa lampau (biasanya cerita rakyat atau semacamnya) tidak dikarang dengan maksud yang sama. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, dongeng umumnya dibuat untuk menanamkan moral kepada anak - anak terhadap hal - hal yang bersifat umum.
Oleh karena itu, cerita dongeng jaman dahulu biasanya lebih sederhana dan dibuat sekadar untuk membuat anak percaya akan suatu hal, atau membuatnya menolak suatu hal.
Misalnya dongeng tentang mengapa burung gagak berbulu hitam mengajak anak - anak untuk tidak sombong dan sebaliknya menjadi lebih rendah hati. Hal ini dapat dilihat dari isi dongeng tersebut, dimana gagak yang awalnya berwarna dengan sombongnya terbang ke matahari sehingga semua bulunya hangus terbakar, menjadi hitam.