Mohon tunggu...
Oscar Asairo Hogan
Oscar Asairo Hogan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seseorang yang mempertanyakan berbagai aspek kehidupan....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Warisan yang Perlu Dijaga untuk Masa Depan

18 September 2024   21:45 Diperbarui: 18 September 2024   21:58 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ignatius Day 2023, Via Instagram @canisiuswindensemble

Sejak mulanya, musik menjadi salah satu aktivitas yang disegani banyak orang. Baik tua atau muda, setiap orang punya selera musiknya masing - masing. Saat ada banyak orang yang punya selera musik yang sama, mereka akan membuat suatu kelompok atau komunitas. Hal yang sama dilakukan oleh Kolese Kanisius, pada Agustus tahun 2000. 

Fanfare didirikan sebagai suatu kelompok, atau orkestra yang berisikan murid - murid yang gemar memainkan alat musik tiup. Bentuknya yang unik memberikan sebuah pesona tersendiri untuk Fanfare. Bukan marching band, namun bukan juga orkestra. Fanfare, namanya, menggambarkan kelompok ini: lantang, riuh, namun indah.

Seiring berjalannya waktu, Fanfare berganti nama. Pada tanggal 17 Juni 2004, Fanfare secara resmi berganti nama menjadi Canisius Wind Ensemble. Sebagai Canisius Wind Ensemble, atau yang lebih dikenal sebagai CWE, kelompok musik ini terus memainkan lagu - lagu yang merdu untuk berbagai macam kegiatan yang ada di Kolese Kanisius. CWE mendapat nama yang harum, karena bisa “manggung” di berbagai macam tempat. sekolah, mall, panggung seni, bahkan sampai di ajang internasional, dimana mereka keluar negeri. 

Sebagai seseorang yang lahir di tahun 2007, saya sudah banyak mendengar tentang ensemble ini. Kerabat saya merupakan alumnus Kanisius, dan beliau juga anggota CWE. semasa saya masih SD, saya sering diajak untuk menonton CWE yang sedang manggung. Saya sangat terpukau, seperti seorang anak kecil yang melihat bintang jatuh untuk pertama kalinya. Dari sini lah, saya memutuskan untuk sekolah di kanisius dan masuk CWE.

2018-2019, tibalah waktunya untuk saya lulus dari SD dan menuju tingkat selanjutnya, yaitu SMP. Singkat cerita, saya berhasil masuk SMP Kanisius, dan memulai perjalanan saya sebagai anggota CWE. Semasa SMP, saya hanya berlatih, berlatih, dan berlatih. Saya belum masuk tim inti CWE, sekumpulan orang yang dipilih sebagai representasi Kanisius dalam bentuk CWE dalam penampilan yang ada. Saya cukup kecewa belum bisa ikut terjun langsung dalam apa yang saya tunggu - tunggu selama ini. Tapi saat itu saya paham, bahwa saya belum cukup mahir dalam memainkan alat musik yang saya pilih, yaitu trombone. 

2022, kali pertama saya bergabung dengan tim inti CWE. Tugas pertama yang saya terima sebagai anggota tim inti adalah misa awal tahun. Untuk pertama kalinya saya diberi kesempatan untuk memainkan alat musik favorit saya untuk kebaikan yang lebih besar. Sejak saat itu saya tetap dengan tim inti, bahkan sampai menjadi seorang Section Leader alat musik trombone.

Tetapi, seiring berjalannya waktu, CWE semakin jarang dalam “manggung”. CWE tidak mendapat tugas sebanyak saat saya pertama kali mendengar tentang CWE. Apa boleh buat, keputusan ada di tangan petinggi - petinggi Kanisius. Sungguh disayangkan bahwa organisasi semahsyur ini, yang dulu terkenal, sekarang seolah - olah disembunyikan dari mata publik.

Sebagai penutup, saya hanya ingin mengatakan bahwa CWE sudah menjadi salah satu warisan Kolese Kanisius yang terkenal. Sudah terbukti bahwa warisan ini mengundang banyak peminat untuk masuk ke sekolah Kanisius sendiri, dan juga untuk mengikuti organisasi CWE ini. Apabila warisan ini tidak dijaga dengan benar, generasi penerus tidak akan bisa mengalami dan menikmati indahnya harmoni bunyi yang diciptakan CWE. Sebagai anggota CWE generasi 2025, sudah menjadi tugas saya untuk menjaga warisan ini untuk diteruskan kepada generasi berikutnya. “Rekrut”, atau “Junior” terus didatangkan, dan nama baik CWE terus dijaga dan diperindah dengan tugas dan pelayanan yang kita lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun