Mohon tunggu...
Osama
Osama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Patah dan sambungkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lentera Redup

9 Januari 2025   09:00 Diperbarui: 9 Januari 2025   19:12 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lentera & Sumber : Pinterest

Merah merona dengan bayang keindahan.
Menerangi benang di bawah telapak kaki.
Maju selangkah demi selangkah.
Akankah ada tali merah yang terbentang dari kanan kekiri ?
Yang kulihat hanya lah kaktus di telapak kaki ku.
Yang kupikul hanya lah meteor yang jatuh dari langit.
Yang kurasakan hanyalah kopi tanpa gula.
Hitam mulai membesar.
Merah mulai meredup.
Ku ingin pergi kearah cahaya redup itu.
Tapi jarum yang berputar tidak mengizinkan ku untuk kesana.
Aku hanya bisa melihat cahaya itu dari kejauhan.
Bagaikan melihat bintang di malam hari.
Indah tapi tidak bisa untuk di gapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun