Mohon tunggu...
Osa Kurniawan Ilham
Osa Kurniawan Ilham Mohon Tunggu... profesional -

Sebagai seorang musafir di dunia ini, menulis adalah pilihan saya untuk mewariskan ide, pemikiran, pengalaman maupun sekedar pengamatan kepada anak cucu saya. Semoga berguna bagi mereka...dan bagi Anda juga. Beberapa catatan saya juga tercecer di http://balikpapannaa.wordpress.com ataupun di http://living-indonesiacultural.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Yang Lucu, Unik, dan Menarik Ketika Terbang (Tulisan ke-22)

30 Juni 2011   04:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:03 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pelayanan taksi bandara yang menurut saya relatif lebih teratur adalah di Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Sepinggan Balikpapan. Bukan karena saya kebetulan berasal dari Surabaya atau tinggal di Balikpapan tapi namanya pandangan subyektif, ya penilaian ini berdasarkan pandangan saya pribadi. Anda boleh setuju boleh tidak kok, he..he... Kalau Anda mendarat di Bandara Juanda, Anda tidak akan menemui banyak jenis taksi di sana. Harap maklum hanya taksi Juanda yang boleh beroperasi di sini (entah apakah hal tersebut masih berlangsung sampai sekarang). Jadi kalau Anda membutuhkan taksi, Anda harus pergi ke lapak Taksi Juanda dan membeli tiket di sana, sesuai dengan rute dan tujuan Anda. Tiket yang Anda beli nanti diserahkan kepada petugas yang kemudian akan memanggilkan taksi untuk Anda. [caption id="attachment_119663" align="aligncenter" width="300" caption="Taksi di Juanda (sumber: www.yplkjatim.com)"][/caption] Hal yang sama juga akan Anda temui saat mendarat di Bandara Sepinggan Balikpapan. Sekedar info, di Kalimantan Timur memang hanya Balikpapan yang berfungsi sebagai gerbang udara. Jadi kalau Anda mau ke Bontang atau Samarinda dan daerah yang lain, Anda harus meneruskan perjalanan melalui darat atau Anda bisa transit dengan terbang menggunakan pesawat perintis. Kecuali kalau ke Berau atau Tarakan, ada penerbangan lanjutan ke sana setelah mendarat sejenak di Balikpapan. Nah, kalau Anda mendarat di Sepinggan dan membutuhkan taksi maka Anda juga harus pergi ke lapak taksi bandara. Ada dua macam jenis tarif taksinya. Yang pertama adalah tarif dalam kota Balikpapan, yang kedua adalah tarif taksi untuk keluar kota (ke Samarinda, Bontang dan kota-kota yang lainnya). Kemudian Anda akan mendapatkan tiket yang kemudian akan langsung ditukar oleh taksi yang akan mengantar Anda sampai ke tujuan. [caption id="attachment_119665" align="aligncenter" width="300" caption="Bandara Sepinggan (koleksi pribadi)"][/caption] Cara yang digunakan di kedua bandara di atas relatif lebih baik karena mengurangi kontak antara calon penumpang dengan sang sopir taksi. Semua urusan masalah harga tiket sudah diselesaikan di dalam lapak tiket taksi sehingga tidak ada urusan lagi antara penumpang dengan sopir taksi. Menurut saya itu lebih baik dibandingkan Anda harus dikerubuti banyak orang yang menawarkan jasanya kepada Anda. Bandara Juanda menerapkan aturan yang lumayan ketat untuk melindungi taksi bandaranya. Beberapa kali saya kesulitan untuk menggunakan jasa travel dari luar kala ingin keluar dari area bandara karena travel minibus ternyata dilarang untuk masuk area bandara. Itulah sebabnya kala ibu saya dulu meninggal saya mendapatkan kesulitan karena mobil minibus travel yang sudah saya pesan untuk membawa keluarga besar ke Kediri ternyata tidak bisa masuk bandara. Jadinya mobil minibus itu harus menunggu di luar bandara, sementara saya dan keluarga naik bis bandara dulu untuk keluar. Secara pribadi agak ribet sih, tapi aturan ini bagus untuk membatasi angkutan umum yang beroperasi di areal bandara. Nah yang membuat repot itu terkadang kita sendiri kok. Menggunakan jasa taksi resmi bandara terkadang memang terasa lebih mahal sehingga kita mencari-cari alternatif lain yang mungkin bisa lebih murah. Alternatifnya apa lagi selain taksi gelap atau taksi-taksi berpelat hitam. Beberapa dari kita memang memiliki kebiasaan lebih senang menawar-nawar harga ketimbang mendapatkan harga yang pas. Dan untuk urusan di bandara, kebiasaan inilah yang membuat maraknya mobil taksi gelap atau tidak resmi itu di areal bandara. Ibaratnya ada barang karena memang ada permintaan. Tanpa kita sadari, inilah yang membuat kacau balaunya aturan di bandara. Beberapa sopir taksi Bandara Sepinggan sudah mulai mengeluh tentang maraknya mobil taksi tidak resmi ini, entah apakah di Juanda juga terjadi hal yang sama. Pendapatan mereka menjadi berkurang, aturan menjadi tidak tegak lagi dan kekacauan bandara sudah tinggal menunggu waktu. Ternyata semua karena kontribusi dari ulah kita juga lho. Kalau sudah begini, lupakan saja mimpi untuk merasakan pengalaman ala bandara-bandara maju di negara yang lain. (Osa Kurniawan Ilham, Balikpapan, 29 Juni 2011)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun