Sejarah pun berulang. Masih ingat ketika Pak Harto pernah bicara "tak gebuk" (saya pukul) untuk mengancam para oposisi di jaman Orde Baru dulu? Masih ingat ketika Dipo Alam di awal tahun ini mengancam untuk memboikot media-media yang dinilai selalu menyudutkan pemerintah? Masih ingat pula ketika pimpinan tertinggi kita barusan menyebut tidak waras kepada para pengkritiknya yang menyebut-nyebut kasus century ketika dia bertemu dengan Sri Mulyani? Bukankah yang mereka lakukan adalah perulangan dari yang pernah dilakukan oleh Dapunta Hyang 1400-an tahun silam?
Demikianlah kisah tentang Kandra Kayet yang kalah itu. Omong-omong, nanti malam kita akan melihat deklarasi kemenangan kita di Sea Games kali ini. Tempatnya di Gelora Sriwijaya, wilayah kekuasaan Dapunta Hyang tempo dulu. Tapi saya kira tidak perlulah ancam-mengancam itu sekarang, toh kita sudah menjadi juara umum setelah tenggelam selama 14 tahun. Selamat.
[caption id="attachment_150812" align="aligncenter" width="465" caption="Pembukaan Sea Games (sumber: www.mediaindonesia.com)"][/caption] Sumber kepustakaan: Prof. Dr. Slamet Muljana, Sriwijaya, LkiS, Yogyakarta, 2011 (Osa Kurniawan Ilham, Balikpapan, 22 November 2011)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H