Mohon tunggu...
Osa Kurniawan Ilham
Osa Kurniawan Ilham Mohon Tunggu... profesional -

Sebagai seorang musafir di dunia ini, menulis adalah pilihan saya untuk mewariskan ide, pemikiran, pengalaman maupun sekedar pengamatan kepada anak cucu saya. Semoga berguna bagi mereka...dan bagi Anda juga. Beberapa catatan saya juga tercecer di http://balikpapannaa.wordpress.com ataupun di http://living-indonesiacultural.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

L’histoire se Repete-22: Siapa Penulis Barat Pertama Tentang Indonesia?

15 Juli 2010   18:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:50 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_195257" align="alignleft" width="300" caption="Peta Dunia menurut Ptolemeus. (sumber: http://www.gis.unbc.ca/courses/geog205/lectures/historyofcart/index.php)"][/caption] Tahukah Anda bahwa ada beberapa catatan kuno yang terserak menceritakan tentang wilayah Nusantara ini ? Tahukah Anda siapa penulis barat pertama yang menulis tentang wilayah Nusantara ? Benarkah penulis barat pertama berasal dari pelaut-pelaut Spanyol di abad ke 15 ? Semoga serial kali ini banyak memberitahu informasi kepada kita sehubungan dengan pertanyaan-pertanyaan di atas. Saya mendapatkan banyak fakta menarik ini dari bukunya Bernard H.M. Vlekke yang berjudul Nusantara: Sejarah Indonesia. Bila benar dugaan bahwa generasi Deutero-Melayu tinggal di Nusantara sejak 200 SM, maka bisa diduga pula bahwa pada waktu itu sudah terjadi interaksi perdagangan yang ramai antara para saudagar yang bolak-balik antara pantai timur India, wilayah Vietnam sekarang dan Nusantara. Konon, kitab suci Agama Buddha yang bernama Jataka (ditulis sebelum 300 SM) sudah bercerita mengenai kepulauan Nusantara, tapi baru dengan menggunakan kiasan-kiasan yang kabur sehingga kurang bisa dipastikan kebenarannya. [caption id="attachment_195258" align="aligncenter" width="214" caption="Buku Jataka (sumber: http://www.indianetzone.com/33/jataka_sacred_book_buddhists.htm)"][/caption] Sebuah catatan dalam Tawarikh Kaisar Wang Mang di Cina melaporkan bahwa kaisar Dinasti Han itu mengirimkan duta ke suatu wilayah yang disebut "Huang-Tche". Apakah ini Aceh ?! Sang duta besar dikirim untuk mendapatkan seekor badak bagi Taman Satwa Kekaisaran. Bukankah Badak adalah binatang khas Pulau Sumatera ? Catatan lain berasal dari Cina di tahun 132 M. Dilaporkan bahwa seorang raja dari "Ye-Tiao" mengirim duta kepada Kaisar Cina untuk menyerahkan upeti (jangan terjebak istilah upeti selalu bermakna pajak dari daerah taklukan, Kekaisaran Cina sering menganggap hadiah juga sebagai upeti sehingga sering membuat panas hubungan antara Cina dan yang memberikan hadiah). Nama "Ye-Tiao" dijelaskan sebagai "Jawadwipa" sementara nama rajanya disebut "Tiao-pien" atau dijelaskan sebagai "Dewawarman". Dalam kisah Hindu terkenal Ramayana, disebut pula pulau Jawadwipa yang dalam Bahasa Sansekerta berarti pulau padi. Apakah ini berarti bahwa sejak dulu memang Pulau Jawa memang sangat subur sehingga orang terkesan dengan pertanian padinya ? Dalam Ramayana disebutkan bahwa "Jawadwipa dihiasi 7 kerajaan, Pulau Emas dan Perak, kaya dengan tambang emas dan sebagai salah satu bagian paling jauh di bumi, juga terdapat Gunung Cicira yang dikunjungi dewa dan raksasa". Apakah Gunung Cicira itu Gunung Semeru yang kata lagunya Dewa 19 adalah tempat para dewa ? he..he.. Lalu siapa penulis barat pertama tentang Nusantara ? Coba kita buka-buka buku sejarah ya he..he... Kenalkah Anda dengan Claudius Ptolemeus ? Ptolemeus adalah seorang jenius Yunani, berkewarganegaraan Romawi yang tinggal di Alexandria, hidup pada tahun 90 M sampai 168 M. Kalau Anda pernah nonton film berjudul Agora, Anda pasti melihat visualisasi perpustakaan terbesar sedunia di Alexandria, juga visualisasi suasana diskusi ilmiah tentang filsafat, astronomi dan matematika yang sangat meriah di kota ini. Sayangnya kota terkenal di Mesir bagian utara ini sekarang sudah tenggelam dan lenyap oleh naiknya permukaan air laut. Nah, di sinilah Ptolemeus tinggal. [caption id="attachment_195263" align="aligncenter" width="183" caption="Claudius Ptolemeus (sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Ptolemy)"][/caption] [caption id="attachment_195264" align="aligncenter" width="211" caption="Film AGORA (sumber: http://movietei.com/movie_detail.php?mov=AGORA&idx=31)"][/caption] Dia dikenal sebagai ahli astronomi, geografi dan astrologi. Ada 3 buah buku yang menjadi maha karya pemikirannya. Yang pertama adalah "Almagest" atau "Risalah Besar", yang kedua berjudul "Geographia" dan yang ketiga adalah buku astrologi, horoskop dan filsafat Aristotelian berjudul "Tetrabiblos" atau "4 Buku". Ptolemeus pula yang mengajukan teori Geosentris di mana bumi adalah pusat tata surya sehingga seluruh planet dan matahari berrevolusi mengelilingi bumi. Saking kuatnya pemikiran geosentris ini, sampai-sampai Gereja mengadopsi pemikiran Ptolemeus ini sehingga teori Heliosentris (matahari sebagai pusat tata surya) yang diajukan Copernicus dan diperkuat oleh Galileo sempat dianggap sebagai sesat, sampai kemudian gereja mengakuinya dan merehabilitasi nama baik Galileo beberapa abad kemudian. [caption id="attachment_195269" align="aligncenter" width="160" caption="Buku Geography karya Ptolemeus (sumber: http://press.princeton.edu/titles/6963.html)"][/caption] Dalam buku "Geographia" yang ditulis pada tahun 160 M, Ptolemeus menyebutkan Jawadwipa sebagai "Iabadiou". Dikatakannya bahwa pulau ini adalah negeri subur yang menghasilkan banyak emas dengan bandar besar bernama Argyre di bagian baratnya. Apakah Argyre (dalam Bahasa Yunani berarti Perak) itu Banten ya ? Dia menyebutkan pula ada Negeri Emas dan Negeri Perak yang dilaporkan terletak di Asia Tenggara. Inilah laporannya "di dekat Negeri Emas dan Negeri Perak terdapat Semenanjung Emas, 5 Pulau Barousai, 3 Pulau Sabadeibai tempat para kanibal tinggal dan Pulau Iabadiu yang berarti Pulau Padi. Di Pulau Iabadiu ada kota yang bernama Kota Perak". Tapi tampaknya bukan Ptolemeus penulis barat pertama tentang Nusantara. Sebelum dia ada Plinius (gambarnya di atas, nama lengkapnya Gaius Plinius Secundus atau orang barat memanggilnya Pliny the Elder, hidup pada tahun 23 M sampai 25 Agustus 79 M) yang telah membuat catatan tentang Timur Jauh dalam Buku VI dari ensiklopedia karyanya yang berjudul "Naturalis Historiae", juga dalam bukunya "Periplous" yang bercerita tentang Samudera Hindia. Tampaknya catatan Plinius dipakai oleh Ptolemeus untuk menulis Geographia, ditambah informasi dari Alexander, seorang pelaut yang telah menjelajahi pulau-pulau sebelah timur Malaya. [caption id="attachment_195268" align="aligncenter" width="178" caption="Naturalis Historiae. (sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Natural_History_(Pliny))"][/caption] Jadi, sepertinya Plinius-lah penulis barat pertama tentang Indonesia, lalu Alexander sang pelaut dan kemudian barulah Ptolemeus, yang terkenal itu. Kembali kepada catatan Ptolemeus. Mungkinkah yang disebut Semenanjung Emas itu berarti Semenanjung Malaya dan pulau-pulau yang disebutkan itu sebagai Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan pulau-pulau lain di Nusantara ? Wallahuallam. Nah, sekarang saya berharap Anda sudah cukup mendapatkan data dan fakta betapa wilayah Nusantara ini sudah sangat terkenal sejak permulaan abad Masehi jadi tidak heran kalau di wilayah inilah peradaban dan sejarah juga tumbuh dengan meriahnya. Baiklah, dari sini kita akan beranjak untuk memulai dongeng mengenai kerajaan-kerajaan pertama di Nusantara. Kita mulai pada serial berikutnya ya. Sumber literatur: 1. Bernard H.M. Vlekke, Nusantara: Sejarah Indonesia, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2008. 2. http://en.wikipedia.org/wiki/Ptolemy 3. http://en.wikipedia.org/wiki/Pliny_the_Elder (Osa Kurniawan Ilham, Balikpapan, 16 Juli 2010)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun