Mohon tunggu...
Osa Kurniawan Ilham
Osa Kurniawan Ilham Mohon Tunggu... profesional -

Sebagai seorang musafir di dunia ini, menulis adalah pilihan saya untuk mewariskan ide, pemikiran, pengalaman maupun sekedar pengamatan kepada anak cucu saya. Semoga berguna bagi mereka...dan bagi Anda juga. Beberapa catatan saya juga tercecer di http://balikpapannaa.wordpress.com ataupun di http://living-indonesiacultural.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mencoba WC Canggih di Narita

14 November 2009   05:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:20 1645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu pesawat Singapore Airlines akhirnya mendarat juga di Bandara Narita Tokyo. Keluar dari belalai gajah (garbarata) ada pengumuman yang ditempel bahwa untuk semua penumpang yang transit ke pesawat dengan tujuan Dallas harus pindah ke terminal 2.

Sejak itulah penyesalan muncul di hati saya, kenapa dulu saat bekerja di perusahaan Jepang selama hampir 9 tahun saya menyia-nyiakan waktu dengan tidak belajar bahasa Jepang secara serius. Karena petunjuk-petunjuk di bandara ini kebanyakan dalam huruf khas Jepang, jadi saya benar-benar bingung dibuatnya. Tujuan saya sebenarnya hanya satu, bagaimana saya harus ke terminal 2 untuk check-in dan melanjutkan penerbangan.

Tapi hanya untuk cari tahu jalan ke sana saja saya sampai harus mengeluarkan keahlian bahasa tarzan, itu pun masih ditambah dengan harus kesasar sampai ke mana-mana karena sulitnya berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan petugas di sana. Untungnya desain arsitektur bandara Narita sangat menarik untuk dinikmati (lihat foto di samping), jadi nggak apa-apa deh kesasar di sini, lumayan bisa tambah kenal dengan bandara ini.

Untungnya tempat tunggu untuk bis ke terminal 2 akhirnya ketemu juga, dan petugas di sana bilang bahwa bis bandara baru datang 10 menit lagi. Sambil menunggu, perut mulai terasa sakit, biasalah bawaan pagi. Jadi langsunglah saya ke toilet dekat ruang tunggu di sana.

Kesan pertama, toiletnya bersih. Tampaknya saya adalah pengguna pertama toilet tersebut pada hari itu he..he..Lalu saya tengok setiap kamar toilet (dasar orang kampung he...he..) dan mata saya tertarik kepada sebuah WC yang terlihat aneh. Ingatlah saya, mungkin inilah WC canggih yang pernah diberitakan di televisi-televisi kita itu. Insting insinyur pun muncul....saya coba saja WC canggih ini he..he..

WC canggih ini dilengkapi dengan beberapa tombol yang mirip dengan tombol-tombol yang ada di mesin cuci merek Jepang. Ada tombol on-off, tombol waktu yang diinginkan, pilihan air panas atau air dingin, tombol pilihan apakah air pembersihnya bergerak memutar atau lurus-lurus saja, tombol vacuum cleaner dan tombol penyemprot parfum. Ada pilihan manual atau automatis. Anda bisa menjalankan tahapan pembersihan secara manual ataupun secara automatis.

Kalau Anda terbiasa jijik memakai WC duduk di toilet umum, Anda akan merasa lain kalau memakai WC ini. Yang pertama, disediakan kertas berlapis plastik untuk menutupi bagian WC yang akan Anda duduki. Berikutnya Anda akan merasakan sensasi lain saat menyelesaikan urusan pribadi ini.

Saya ingin sekali mencoba seberapa canggih sistem ini bekerja, jadi saya pilih mode automatis. Ini adalah ingatan saya, jadi mungkin ada beberapa yang nggak pas karena ingatan saya mungkin salah. Yang pertama Anda akan merasakan semprotan kencang air hangat selama beberapa detik, dilanjutkan dengan semprotan air dingin. Lalu semprotan air hangat dan dingin secara berputar-putar. Setelah itu sistem pengering bekerja diikuti oleh sistem vacuum untuk menghilangkan bau. Terakhir, disemprotlah parfum sehingga Anda akan lumayan wangi. Tugas WC ini selesai melayani Anda dan Anda bisa pergi dengan tenang. Tentunya setelah Anda merapikan pakaian Anda lho he..he...

Saya pun keluar dari toilet sambil tersenyum sendiri, maklum habis mencoba WC canggih di Bandara Narita, Tokyo.

(Osa Kurniawan Ilham, Balikpapan, 14 Nov 2009)

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun