Mohon tunggu...
Ortega Jawa
Ortega Jawa Mohon Tunggu... -

orang biasa yang punya mimpi melihat indonesia lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Indonesia Optimis Melawan Mafia, Bisakah?

11 Oktober 2011   07:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:05 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumat (7/10/2011) berlangsung acara peluncuran buku hasil karya Denny Indrayana Staf Khusus Kepresidenan bidang Hukum yang berjudul "Indonesia Optimis Melawan Mafia," di Universitas Paramadina, Jakarta.
Berikut KulTwit @RidlwanJogja yang ikut hadir di acara tersebut. Selamat menyimak:


  1. Jadi begini, siang tadi (7/10/11) ada acara #Deni Indrayana, peserta dibagi buku satu-satu. Ada makan siang juga. Ada sktr 400 an yg datang.
  2. Di acara #Deni ada Andi Arif dan stafsus SBY bid informasi Brigjen A Yani Basuki. Ada juga Wakil Jaksa Agung, Ketua PPATK dan politisi2
  3. Acara #Deni di Paramadina acara pribadi atau berkaitan dg jabatan ya ? bingung saya membedakannya. Ada jualan buku juga sih.
  4. Setiap peserta dapat map dan blocknote resmi bertuliskan Sekretariat Kabinet RI Staf Khusus Presiden. Masak #Deni beli map ?
  5. Acara sempat telat 40 menit dr jadwal. #Deni jg telat. Ada peserta nyeletuk, waktu aja dikorupsi gimana mau optimis ?
  6. Pembcra yg diundang sebenarnya gak semua setuju dg buku #Deni, tapi kritik-kritiknya halus-halus menggigit. Bhs jawanya: nylekit
  7. Mas @aniesbaswedan memulai dg baik sekali. Beliau bilang RI susah optimis karena pemimpinnya meratap.
  8. Kalo pemimpin menyebarkan ratapan maka bukan Indonesia Optimis seperti judul buku #Deni. Tp Indonesia Meratap.
  9. Pemimpin-lah yg pertama menabur optimis dengan integritas. Optimis bukan pro pemerintah, kritis bukan pesimis. Sip dah @aniesbaswedan
  10. Lalu Ketua MK Prof Mahfud MD menyindir bos #Deni yaitu SBY yg terlalu takut pada koalisi.
  11. Menurut Mahfud, isu resufel lambat dan ragu-ragu karena bos #Deni takut jatuh. Takut pada bayangan katanya.
  12. Padahal, kata Mahfud, di UUD 45 susah sekali turunkan presiden. Tapi tetap ragu-ragu. Gamang. Kenapa ?
  13. Lalu, ada Bang Teten Masduki jg menyindir buku #Deni yg terlalu bangga-banggakan statistik penangkapan2 KPK
  14. Kata Teten, keberhasilan anti korupsi bukan soal berapa yg ditangkap ? Tapi manfaat nyatanya utk rakyat
  15. Teten : Apakah jumlah org miskin turun dg maraknya pemberantasan korupsi ?
  16. Teten : Apakah penerimaan pajak naik dg maraknya isu pemberantasan korupsi ?
  17. Teten : apakah pertumbuhan eknomi berkorelasi positif dg pemberantasan korupsi ?
  18. Teten : Apakah akses kredit rakyat lebih baik ? Bank2 besar sudah pro rakyat ?
  19. Teten : Kenapa Presiden terkesan menghindar ketika aparatnya terimbas korupsi
  20. Alasannya, tdk mau intervensi hukum. Kt Teten itu mah mhs #Deni semester 1 jg tau kalau jawaban normatif saja.
  21. Febridiansyah ICW yg junior #Deni dan jago ngomong lebih nylekit lagi sindir isi buku
  22. Febri membuka dg kalimat ”3 tahun lalu ditempat ini #Deni luncurkan buku Negeri Para Mafioso “
  23. Skrg 3 thn kemudian, apakah mafia sudah hilang ? TIDAK. Tambah banyak, tambah hebat.
  24. Febri : di buku #Deni, PPATK dikutip sudah teliti 3110 rekening mncrugikan. TAPI Berapa yg ditindaklanjuti ??
  25. Febri : Rekening 17 perwira Polri saja gak jelas. Gak diumumkan. Mengambang. Presiden diam
  26. Febri : Saat Tama dibacok gara-gara ungkap rek gendut, SBY jenguk dan bilang usut tuntas. Buktinya mana ? Udah 1 tahun lebih
  27. Febri : Kasus pelemparan Molotov Tempo yg beritakan rek gendut jg gak jelas. Janji SBY dimana ? Dimana?
  28. Febri : Demokrasi tak selalu berbanding lurus dg pemberantasan korupsi seperti hipotesis buku #Deni
  29. Justru sekarang demokrasi dibajak mafia hukum, mafia politik dan mafia bisnis.
  30. Febri : Korupsi tambah canggih sistematis. Permai Group milik Nazar jd tempat putar uang utk parpol
  31. Lalu ada Bung Bambang Wijoyanto/ BWi juga sindir data di buku #Deni soal kerugian negara.
  32. Disebutkan #Deni KPK berhasil kembalikan duit sebesar 1,6 T. Tapi BWi bandingkan dg kutip data BPK 2010
  33. Menurut BPK, ada potensi penyimpangan sebesar Rp 38,39 T yg jelas2 bs dilacak tp belum ditindaklanjuti.
  34. BWi : berita media soal korupsi memang bebas nggak seperti Orba, tp riuh dg penangkapan saja. Tidak masuk akarnya : sikap mental.
  35. BWi : sanksi pengadilan Tipikor menurun. Dulu jaman vonis Puteh koruptor bisa 10 th, skrg rata-rata 2 tahun potong masa tahanan.
  36. BWi: di penjara pun korup. Terpidana bebas keluar masuk, bebas pesen soto banjar. Tergantung duit.
  37. Menurut Bwi itu semua tantangan bukan problem. Jd sama-sama optimis, tp optimisnya Bwi sama #Deni agak beda.
  38. BWi optimis memperbaiki, #Deni optimis karena jaman SBY dibilang lbh baik dibanding Orba.
  39. itu sedikit yg bs saya catat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun