Mohon tunggu...
Ondo Supriyanto
Ondo Supriyanto Mohon Tunggu... -

Lahir di lereng Bukit Pati Ayam, Pati. Warga Negara Indonesia biasa. Menyukai membaca, menulis, menonton film, mendengarkan musik, jalan-jalan, memotret dan hal-hal yang menyenangkan. Di atas segalanya, saya juga gandrung pada kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Liburan ke Bromo, Yuk

11 Februari 2010   05:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:59 1648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_72221" align="alignleft" width="300" caption="panorama gunung bromo dan batok dari cemoro lawang foto: ondo supriyanto "][/caption] BARANGKALI saya merupakan orang yang kesekian juta yang telah terpesona oleh keindahan panorama Gunung Bromo. Setidaknya sampai saya menulis note ini, pemandangan di gunung yang berada di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru itu benar-benar menakjubkan. Tidak salah jika gunung dengan ketinggian 1.000-3.676 meter dpl itu menjadi FN (Fotografer.Net) Most Wanted 2009 untuk kategori lokasi hunting, mengalahkan nomine lain yakni Kota Tua dan Pulau Belitung. Boleh dibilang saya menyesal saat mengunjungi Gunung Bromo akhir Januari 2010 lalu. Mengapa tidak sedari dulu menyempatkan diri meninggalkan rutinitas dengan bertadabur dan mengumi keajaiban alam ciptaan Tuhan. Toh, ternyata untuk mencapai itu lokasi itu tak sesulit yang saya bayangkan. Tidak harus seperti mendaki Puncak Garuda, Gunung Merapi sebelum hilang terkena erupsi 2006. Atau mendaki Merbabu, Lawu atau Semeru yang harus bertaruh nyawa untuk mencapai puncaknya. Untuk sampai di gerbang utama menuju laut pasir di lokasi yang disebut Cemoro Lawang, pengunjung tidak harus berjalan kaki karena sudah tersedia persewaan jeep yang dikelola penduduk setempat. [caption id="attachment_72226" align="alignright" width="300" caption="seorang pengunjung naik kuda sewaan. foto: ondo supriyanto "][/caption] Untuk mencapai Cemoro Lawang paling enak melalui rute Probolinggo-Sukapura-Ngadisari. Namun juga bisa melalui Tongas/Ketapang-Sukapura-Ngadisari. Kendaraan pribadi maupun angkutan umum hanya bisa sampai Desa Ngadisari. Adapun jarak antara Probolinggo hingga sampai Ngadisari sekitar 42 kilometer. Kemudian dari Desa Ngadisari ke Cemoro Lawang yang berjarak lebih kurang 3 kilometer bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau naik jeep. Sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh wisatawan maupun pemburu foto ketika datang di Bromo adalah ingin menyaksikan keindahan sunrise dari Bukit Penanjakan. Misalnya, dari bukit tersebut dapat disaksikan deretan pegunungan yang menawan. Di bagian utara pegunungan Tengger terdapat kaldera Tengger berupa laut pasir Gunung Bromo, Gunung Batok, Gunung Kursi, Gunung Watangan, dan Gunung Widodaren. Tampak terlihat Gunung Semeru yang mengeluarkan asap sulfatara, kokoh menjulang seperti menembus atap langit. Benar-benar mengangumkan. Namun untuk bisa menyaksikan itu semua, diperlukan sedikit perjuangan. Apabila tidak ingin ketinggalan menyaksikan sunrise, sebaiknya datanglah lebih awal sampai di Ngadisari. Terutama bagi Anda yang memakai kendaraan umum, mengingat angkutan rute Probolinggo-Ngadisari tidak beroperasi selama 24 jam. Disarankan pukul 18.00 WIB Anda sudah sampai di Ngadisari. Tidak hanya itu bagi yang menggunakan kendaraan pribadi juga tidak ada salahnya juga datang saat masih terang. Kalau pun terpaksa datang pada malam hari, jalan pegunungan yang berkelok dari Sikapura menuju Ngadisari diperlukan kehati-hatian bagi pengemudi. Sesampai di Ngadisari, Anda bisa memesan penginapan sesuai dengan anggaran yang tersedia. Di Ngadisari banyak berdiri hotel dan penginapan dengan harga yang berfariatif. Atau jika ingin lebih menyatu dengan warga Anda bisa memilih home stay, tinggal bersama penduduk seperti yang lebih disukai turis mancanegara. Jangan lupa, untuk memesan tiket jeep lebih dulu. Hal itu untuk mengantisipasi banyaknya pengujung yang akan naik ke Bukit Penanjakan terutama apabila Anda berkunjung saat akhir pekan. [caption id="attachment_72227" align="alignleft" width="300" caption="narsis dulu dengan latar belakang jeep sewaan, gunung bromo dan batok. foto: fuad hasyim "][/caption] Ada dua paket yang ditawarkan pengelola jeep, yakni paket pertama hanya sampai Cemoro Lawang-Gunung Bromo dengan harga sekitar Rp 150 ribu/jeep. Sedangkan paket kedua sampai ke Bukit Penanjakan harga sewa Rp 350 ribu/jeep. Setiap jeep bisa ditumpangi sekitar lima orang. Harga itu sudah termasuk layanan pergi pulang sampai penginapan. Begitulah, sekitar pukul 03.00 WIB dinihari, jika telah memesan tiket, Anda akan dibangunkan untuk persiapan menikmati sunrise dari Bukit Penanjakan. Selain kamera dan peralatan lain, penting dipersiapakan adalah jaket yang tebal dan penutup kepala untuk menghangatkan tubuh. Mengingat suhu di kawasan gunung tersebut berkisar antara 7-18 derajat celcius. Sebelum berangkat ke Penanjakan, tidak ada salahnya mengisi perut maupun sekadar menghangatkan tubuh dengan minum kopi atau minuman hangat lainnya. Namun hati-hati saat minum minuman panas karena meski tak terasa panas saat diminum, efek di mulut baru terasa jika Anda sudah turun dari gunung dan berada di suhu normal. "Suhu udara yang sangat dingin, membuat minuman yang panas tidak terasa di mulut saat diminum," kata H Ikhsan Mahmudi, teman jurnalis Surabaya Post yang juga Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Probolinggo. Sesampainya, di Bukit Penanjakan sekitar pukul 04.00-04.30 WIB carilah tempat yang pas memotret. Pasang tripod dan kamera, yang dibutuhkan untuk mengangabadikan gambar. Selain memandang dengan lensa kamera, sesekali menikmati dari ketinggian itu, suguhan keindahan yang menyatu disirami matahari yang baru mengeluarkan sinar merah jingga. Jika hati bergetar saat tangan menekan shutter pada kamera berarti berarti Anda masih normal. Subhanallah. Usai menikmati sunrise di Bukit Penanjakan perjalanan biasanya dilanjutkan ke kawah Gunung Bromo. Mobil jeep yang menunggu masih setia dan mengantarkan menuruni bukit dengan lincahnya, menerjang lautan pasir yang menakjubkan. Di padang pasir itu, tampak masyarakat Suku Tengger tampak gagah dengan kudanya. Kuda-kuda itu juga disewakan untuk mengantar pengunjung hingga di bawah tangga ke kawah Bromo yang berjarak sekitar 300 meter dari parkiran jeep. Dengan menyewa Rp 100 ribu, Anda akan puas menunggang kuda pergi dan pulang. Bisa juga naik kuda saat pergi menuju kawah, dan saat kembali berjalan kaki atau sebaliknya menjadi pilihan alternatif. Biasanya harga dipotong 50 persennya. [caption id="attachment_72230" align="alignleft" width="300" caption="dua orang suku tengger dengan gagah naik di atas kudanya. foto: ondo supriyanto "][/caption] Sekadar informasi, masih di kawasan Tengger tidak jauh dari Gunung Bromo terdapat objek wisata yang menawan yakni air terjun Madakaripura. Air terjun yang berada di Desa Sapih, Kecamatan Lumbang, Probolinggo itu berupa deretan air terjun yang sentralnya mencapai ketinggian 200 meter dari dasar jeram. Masih di Probolinggo terdapat objek wisata minat khusus yakni arung jeram Sungai Pakelan. Lokasi sungai ini berjarak 26 kilometer dari Kota Probolinggo. Jarak arung jeram sejauh 9 kilometer dengan kesulitan bervariasi mulai grade I sampai dengan grade III plus sebanyak 30 jeram. Selain dua objek itu sebenarnya masih ada sejumlah objek. Jika Anda memiliki waktu luang bisa memilih mampir di Pantai Bentar Indah, Pulau Gili Ketapang, Candi Jabung, Candi Kedaton, Danau Ronggojalu, Ranu Segaran, Puncak Argopuro, dan perkebunan teh Andung Biru. Agar waktu lebih efektif perlu juga membawa peta maupun menggunakan bantuan Google Maps/Google Latitude yang bisa diakses melalui ponsel yang dilengkapi fasilitas Global Positioning System (GPS). Dengan bantuan teknologi itu, Anda maupun orang lain yang terkoneksi bisa memantau di mana posisi saat itu. [caption id="attachment_72231" align="alignright" width="300" caption="asyiknya bisa melihat posisi diri dengan google maps & google latitude dari ponsel. foto: ondo supriyanto"][/caption] Terakhir, ke mana pun tujuan Anda, persiapkan semuanya dengan matang sebelum berangkat berwisata. Sebab, tanpa perencanaan dan persiapan yang matang, terkadang kegiatan rekreasi justru menimbulkan depresi bagi yang melakukannya. Semoga semua itu tidak menimpa pada diri Anda. Sedang liburan Anda menyenangkan dan pulang membawa kenangan yang indah. Selamat Berlibur.......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun