Mohon tunggu...
Ondo Supriyanto
Ondo Supriyanto Mohon Tunggu... -

Lahir di lereng Bukit Pati Ayam, Pati. Warga Negara Indonesia biasa. Menyukai membaca, menulis, menonton film, mendengarkan musik, jalan-jalan, memotret dan hal-hal yang menyenangkan. Di atas segalanya, saya juga gandrung pada kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ini Dia, Ponari dari Kebumen

20 September 2013   16:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:37 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1379668222298419789

RUMAH Taruna (60) di Desa Krakal, Kecamatan Alian, Kebumen yang selama ini sepi, sudah dua minggu ini selalu dipadati warga. Kedatangan warga yang berasal dari berbagai daerah itu untuk mengobatkan penyakit yang mereka derita.

Bermacam-macam tamu yang datang mulai dari penderita stroke, gagal ginjal, asam urat, gatal-gatal, hingga penderita gangguan mata. Mereka mengetahui kabar keahlian Taruna dalam pengobatan penyakit itu dari mulut ke mulut. Ada juga ingin mencoba karena mendapat kabar sudah banyak pasien yang sembuh setelah berobat ke sana.

Ya, Taruna bukanlah seorang dokter, perawat, tabib atau seorang paranormal. Sebelum dikenal bisa membantu mengobati penyakit, pria lanjut usia yang hidup sebatang kara itu sehari-hari bekerja sebagai petani. Informasi yang beredar di masyarakat, sebelum diberikan kelebihan di bidang pengobatan Taruna mengalami peristiwa magis.

Penasaran dengan kabar itu, Saya mendatangi rumah Taruna yang berada di RT 04 RW 8 Dusun Jerotengah, Desa Krakal, Kecamatan Alian, Rabu (18/9). Rumah tersebut sekitar tiga kilometer arah utara menuju Desa Pujotirto, Karangsambung. Jalan menuju rumahnya cukup sempit dan hanya bisa dilalui sepeda motor.

Di serambi rumah berdinding bambu dan berlantai tanah itu terdapat empat orang yang sedang duduk di kursi plastik yang sediakan. Mereka ternyata sedang antri untuk mendapatkan pengobatan dari si empunya rumah. Agar pasien tertib sesuai antrian, mereka terlebih dulu disaftar dalam sebuah buku tulis oleh Saryati (34) keponakan Taruna yang tinggal persis di depan rumahnya.

"Awalnya nggak perlu didaftar, tapi karena kemarin tamu saling serobot jadi ditulis urut kehadiran," ujar Saryati menjelaskan.

Cara pengobatan yang dilakukan oleh Taruna, mengingatkan pada Ponari dukun cilik asal Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, Jawa Timur yang terkenal karena celupan batu saktinya. Media pengobatan Taruna juga menggunakan batu. Segelas air celupan batu kecil berwana hitam itu setengahnya diminum oleh pasien. Sedangkan sisanya diusap-usapkan ke tubuh pasien. Tak hanya itu, untuk mendeteksi penyakit, batu berbentuk pipih tersebut diletakkan di tubuh pasien.

Dari Kuburan

Ditanya asal usul batu tersebut, Mbah Taruna bersedia bercerita. Peristiwa itu terjadi pada malam takbiran Hari Raya Idul Fitri lalu. Dalam perjalanan pulang membayar zakat fitrah, dia mengaku seolah ditemui wujud istrinya Waliyah yang sudah meninggal setahun silam. Saat dia diajak ke kuburan istrinya.

Di atas pusara istrinya dia melihat cahaya yang sangat terang yang berasal dari sebuah batu.Setelah batu dipegang dan dimasukkan saku, suasana gelap kembali. Di atas kuburan itu Taruna juga mengaku menemukan amplop yang diminta untuk membayarkan zakat fitrah untuk almarhum istrinya. Taruna mengaku tidak tahu jumlah uang yang dibayarkan untuk zakat fitrah. Namun menurut penerima zakat jumlah uang yang diberikan oleh Taruna Rp 20.000.

"Pesannya, batu ini untuk menolong orang," ujarnya.

Pengalaman itu hanya dia simpan sendiri. Sampai, 15 hari kemudian Taruna jatuh sakit yang sangat parah. Bahkan warga setempat sudah siap-siap jika nyawa pria yang tak memiliki anak itu tidak tertolong. Saat itulah Taruna teringat dengan batu yang diperoleh dari pemakaman itu. Setelah minum air celupan dari batu tersebut, dia mengaku kondisinya membaik dan berangsur sembuh.

"Ya begitulah, kemudian banyak warga yang meminta tolong untuk disembuhkan," imbuh Saryati.

Dalam Sehari Taruna rata-rata hanya melayani sekitar 15 pasien. Pasien yang datang terlambat disarahkan mendaftar untuk hari berikutnya. Pasien tidak hanya datang dari Kebumen dan sekitarnya. Ada juga yang datang dari Jambi. "Kemarin ada pasien yang datang tidak bisa jalan, setelah diobati pulang langsung bisa berjalan," ujarnya seraya mengatakan setiap tamu yang datang tidak dipatok tarif. *** [caption id="attachment_280155" align="alignleft" width="300" caption="Mbah Taruna (60) tengah mengobati salah satu pasien di rumahnya, Desa Krakal, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen."][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun