Mohon tunggu...
Orong Orong
Orong Orong Mohon Tunggu... -

Lebih baik mundur selangkah untuk maju dua langkah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menghadapi Masalah di Kehidupan

23 Juni 2011   02:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:15 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering mendengar cerita, si Jabrig, jagoan daerah cilandak, Andi si Buntung jago tutugan Garut,  Hercules penguasa Tanah Abang, maka terbayang, mereka-mereka ini orangnya menakutkan, tinggi besar, kasar. Namanya juga jagoan yg namanya santer disebutkan.
Mendengar nama besar Erianto Anas, terbayangnya jika berdiskusi dengannya maka kita perlu berhati-hati memilih kata, sebab pasti kita dinilai dari buah pikiran kita yang tertuang.
Berujar kasar, kita dinilai sebagai barbar.

Salah satu sifat dasar manusia itu inginnya dihormati, direspek, dianggap sebagai manusia. Dijunjung, dipuja-puja, itu sebabnya para analis, para marketing, dokter dan para pemanfaat manusia memanfaatkan kelemahan ini untuk tujuan mereka masing-masing. Mendengar ada Zuragan Qripik, dikenal luas sebagai tukang kritik yg pedas kritikannya, maka kita akan sangat super duper lebih berhati-hati jika berhadapan dengannya. Mana mau kita dikritik…apalagi pedas

Ketika pada suatu saat kita terpaksa berhadapan dengan si Jabrig, si Buntung atau Bang
Hercules, maka bisa jadi kita terkejut, ternyata yang namanya si Jabrig itu orangnya
ternyata botak, Hercules itu ternyata kecil, kurus, aahh ga ada apa-apanya dibanding nama besarnya.
Pertama kali terpaksa berhadapan dengan sang reinesan, dan manusia yang dikenal sebagai tukang kritik pedas, maka pikiran yang sama terlintas juga. takut, jerih dan sebagainya, berhati-hatilah pokoknya. Setelah berhadapan? bisa jadi seperti pendapat di atas. Bisa jadi kita terkejut. Ternyata tidak seperti yang digembar-gemborkan.
Kritik pedas? tidak lebih dari caci maki dan keluhan.

Jadi pendapat saya, Jangan suka jerih dahulu jika sampai menghadapi masalah (dengan seseorang), jerih mendengar nama besar, takut akan cerita orang. Hadapi aja, barangkali setelah dihadapi tidak lebih dari bangsa gaang, ordo orong-orong.
Kalau ternyata sekelas traktor lubis? sekelas EA? atau sekaliber chris? (Tentu !, tentu
banyak yang lain yg tidak bisa saya sebutkan karena belum pernah berhadapan ataupun
pernah)
Justru di sanalah letak herannya, semakin tinggi/berkelas dan suka membaca bin berwawasan luas, kritiknya menjadi seperti muhamad ali, menari, indah, jab mengena…. atau malah seperti esther? tipe mike tyson?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun