Pendidikan politik yang inklusif dan kesadaran akan pentingnya pluralisme juga menjadi kunci untuk mencegah polarisasi. Selain itu, masyarakat harus kritis dalam menyikapi politisasi agama, memastikan bahwa agama tetap menjadi panduan moral tanpa dicemari kepentingan politik jangka pendek.
Kesimpulan
Agama memiliki potensi besar untuk memperkuat politik, terutama dalam membangun solidaritas dan legitimasi. Namun, penyalahgunaannya dapat merusak tatanan sosial dan nilai-nilai keagamaan itu sendiri. Oleh karena itu, perlu keseimbangan yang hati-hati antara menjaga kesakralan agama dan memanfaatkannya untuk kepentingan bersama dalam politik. Politik yang bertanggung jawab dan berorientasi pada kepentingan rakyat adalah kunci untuk memastikan agama tetap menjadi cahaya moral, bukan alat manipulasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H