Mampukah PKN STAN mempertahankan reputasinya sebagai pencetak Aparatur Sipil Negara berkualitas ketika program wajibnya sendiri terabaikan? Dimanakah letak tanggung jawab mahasiswa yang kelak akan menjadi teladan di Institusi Pemerintahan?Â
Kegiatan olahraga umum di PKN STAN merupakan salah satu program wajib yang dirancang untuk menjaga kebugaran dan kesehatan mahasiswa. Program ini telah diimplementasikan dengan jadwal yang telah disepakati bersama antara pihak kampus dan mahasiswa. Namun, dalam pelaksanaannya, terdapat fenomena yang cukup memprihatinkan dimana tingkat kepatuhan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan ini masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini tercermin dari banyaknya mahasiswa yang datang terlambat atau bahkan tidak hadir dalam kegiatan olahraga wajib tersebut. Berdasarkan pengamatan, setidaknya ada tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap rendahnya tingkat kepatuhan ini: minimnya kesadaran mahasiswa, padatnya jadwal perkuliahan, serta lemahnya sistem monitoring dan penegakan konsekuensi bagi pelanggar. Situasi ini tentu memerlukan perhatian serius mengingat dampaknya terhadap pembentukan karakter dan kesehatan mahasiswa sebagai Calon Aparatur Sipil Negara.
Faktor pertama yang mempengaruhi rendahnya tingkat kepatuhan mahasiswa adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya olahraga bagi kesehatan fisik dan mental. Banyak mahasiswa masih memandang olahraga sebagai kegiatan tambahan yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan kegiatan akademik. Mereka cenderung mengabaikan fakta bahwa kesehatan fisik dan mental yang baik justru dapat mendukung performa akademik mereka. Kurangnya pemahaman tentang manfaat jangka panjang dari olahraga teratur, seperti peningkatan konsentrasi, manajemen stres yang lebih baik, dan pencegahan berbagai penyakit, membuat mahasiswa tidak memprioritaskan kegiatan ini dalam jadwal mereka.
Padatnya jadwal perkuliahan dan tugas akademik menjadi faktor kedua yang berkontribusi signifikan terhadap rendahnya tingkat kepatuhan. Mahasiswa PKN STAN dihadapkan pada tuntutan akademik yang tinggi, dengan berbagai mata kuliah yang memerlukan konsentrasi dan waktu belajar yang intensif. Banyak mahasiswa merasa kewalahan dalam mengatur waktu antara mengerjakan tugas, belajar untuk ujian, dan mengikuti kegiatan olahraga wajib. Akibatnya, mereka sering memilih untuk mengesampingkan kegiatan olahraga dan menggunakan waktu tersebut untuk menyelesaikan tugas akademik atau beristirahat. Kondisi ini diperparah dengan adanya deadline tugas yang kadang berdekatan dengan jadwal olahraga wajib.
Faktor ketiga yang tidak kalah penting adalah lemahnya sistem monitoring dan kurangnya konsekuensi yang tegas bagi mahasiswa yang tidak mematuhi kewajiban ini. Sistem absensi yang kurang efektif dan minimnya tindak lanjut terhadap ketidakhadiran mahasiswa membuat mereka merasa tidak ada konsekuensi serius jika melewatkan kegiatan olahraga. Selain itu, kurangnya pengawasan selama kegiatan berlangsung memungkinkan mahasiswa untuk datang terlambat atau meninggalkan kegiatan sebelum waktunya tanpa ada tindakan tegas. Hal ini menciptakan preseden buruk dan membuat mahasiswa lain juga merasa tidak perlu serius dalam mengikuti kegiatan olahraga wajib.
Berdasarkan analisis ketiga faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa rendahnya tingkat kepatuhan mahasiswa PKN STAN dalam mengikuti kegiatan olahraga wajib merupakan masalah kompleks yang membutuhkan pendekatan komprehensif untuk mengatasinya. Diperlukan upaya bersama dari pihak kampus dan mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya olahraga, mengoptimalkan manajemen waktu, serta memperkuat sistem monitoring dan konsekuensi. Tanpa adanya perbaikan dalam ketiga aspek tersebut, sulit untuk mengharapkan peningkatan signifikan dalam tingkat kepatuhan mahasiswa terhadap program olahraga wajib yang telah ditetapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H