Mohon tunggu...
Olivia Monica
Olivia Monica Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Taburan Sumpah Serapah di Layar

18 April 2017   15:14 Diperbarui: 18 April 2017   15:38 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai seorang pemain game online, saya sering mencoba untuk mengambil manfaat sebanyak mungkin dari bermain game tersebut. Bukan hanya untuk hiburan semata, namun banyak hal bermanfaat yang ternyata bisa didapat. Salah satunya, saya mencoba mengamati perilaku orang-orang di dunia maya, baik di dalam game maupun di media sosial. Saya menemukan bahwa di dalam game tersebut, beberapa orang memanfaatkan sistem broadcast untuk mengekspresikan kekesalan terhadap pemain lainnya menggunakan kata-kata yang kurang pantas.

Kekerasan verbal. Itulah yang akan saya bahas, lebih spesifiknya kata-kata kasar di dunia maya. Mengucapkan kata-kata kasar sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian besar orang, dan umumnya untuk menunjukkan emosi. Namun kebiasaan tersebut merupakan sesuatu yang hampir tidak bisa dikendalikan lagi, karena tampaknya kata-kata tersebut keluar dari mulut bahkan tanpa disadari sang pembicara. Ditambah lagi maraknya media sosial sekarang ini, kata-kata kasar tidak hanya diucapkan di mulut saja.

Walaupun dalam sebuah studi dikatakan bahwa berkata kasar dapat memberi efek positif bagi si pembicara, bukan berarti kita dapat mengutuk sesuai kehendak hati kita. Mungkin banyak orang yang bersikap apatis, mengacuhkan, atau malah membalas kembali dengan kata-kata kasar. Namun tidak semua orang dapat menanggapi kata-kata kasar, pasti ada orang yang tidak menyukai ataupun sakit hati karena perkataan tersebut.

Selain itu, banyak orang yang sering berkata kasar dianggap memiliki perangai yang kasar pula. Karena tidak ada kata-kata yang lebih baik untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan, maupun kurangnya penguasaan diri. Terutama bila orang tersebut menolak untuk berhenti berkata kasar dengan alasan "mulutku, hakku mau bicara apa", maka dapat disimpulkan orang tersebut tidak mempunyai kepedulian terhadap orang lain.

Tahukah anda bahwa penghinaan melalui media sosial dapat dikenakan sanksi? Hukumnya tertera pada UU ITE dan KUHP. Sayangnya kata-kata kasar dan penghinaan hanya salah satu bentuk dari kekerasan verbal. Dan kekerasan verbal, memiliki efek yang jauh lebih besar daripada kekerasan fisik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun