Berita ini saya post untuk kiranya bisa dijadikan bahan masukan bagi pemerintah daerah, propinsi maupun pusat. Khususnya untuk pemerintah daerah kabupaten Banggai kepulauan, Propinsi Sulawesi Tengah.
Berita ini datang dari seorang PNS desa Mansalean, Kec. Labobo, Kab. Banggai Kepulauan yang notabennya sebagai penerima dana Gudacil periode ke dua. Menurut informasi dari pencair dana di Propinsi, bahwa dana gudacil untuk mereka sudah ditransfer ke nomor rekening masing-masing yang sudah dibuatkan langsung dari pusat. Namun ketika sampai ketangan orang-orang yang bekerja di instansi terkait pencairan dana tersebut, dana gudacil yang seharusnya sudah mereka terima bulan desember tahun 2011 kemarin sampai berita ini saya postkan belum diterima dengan alasan yang sungguh sangat tidak masuk diakal.
Masalahnya adalah nomor rekening yang sudah dibuatkan oleh pemerintah pusat buat mereka yang berhak terima belum ada buku tabungannya. sungguh aneh kan ??? nomor rekening sudah ada, tapi buku tabungannya belum ada. okelah, belum ada, namun yang lebih anehnya lagi bahwa pengurusan buku tabungan ini tidak dilakukan langsung ke Bank, melainkan harus ke salah satu oknum yang bekerja sebagai pegawai di Instansi terkait tersebut. sehingga prosesnya terhambat dengan alasan bahwa belum semua PNS yang berhak terima itu memasukkan berkasnya. Aneh kan ??? kalau di Bank kita isi formulir, setor ke Informasi, nunggu 1-2 jam buku rekeningnya sudah langsung kita terima saat itu juga. namun karena ulah oknum yang "Sok Jadi Pahlawan" ini, semua jadi kacau.
Tidak sedikit dari PNS yang berkasnya sudah lengkap, namun hanya karena menunggu kelengkapan data PNS lain yang belum disetor ke "Pahlawan" itu belum ada, sampai sekarang belum bisa terima dana Gudacil tersebut, walaupun ketika mereka melakukan pengecekan dana masuk ke rekening yang sudah di Informasikan sebelumnya bahwa dana Gudacilitu telah ada, sesuai dengan jumlah tunjangan yang memang harus mereka terima. Padahal dana tersebut mungkin akan bisa mereka gunakan untuk suatu keperluan mendesak dan mendadak, misalnya pembayaran iuran sekolah anak dan lainb-lain. Apa sesungguhnya yang direncanakan oleh "Pahlawan" ini ya ??? mau dapat uang kaget juga dari "Pemerasan" ya ???
Hal itu mungkin saja terjadi, karena pasti setelah paras PNS ini menerima dana Gudacil mereka, harus ada setoran masuk ke "Pahlawan" itu sebagai "Uang Terima Kasih" atas bantuan dan pertolongannya....
Pengalamannya kan memang begitu ???
Kemarin-kemarin setiap habis terima dana Gudacil, semua PNS itu memberikan dana yang jumlahnya tidak sedikit kepada "Pahlawan" ini. yaaa bahasa kasarnya adalah dana gelap kan ???
Masa dia digaji untuk urusan ini, harus minta gaji tambahan dari para penerima ???
100.000-200.000 sih tidak jadi masalah, kalau sudah sejuta ???? masalah tidak ????
Padahal kan menurut informasi bahwa dana Gudacil itu diterima oleh mereka para PNS yang wajib terima dengan tanpa ada potongan. namun lagi-lagi karena ulah "Pahlawan" dan "Antek-anteknya" ini, dana tersebut tetap ada potongan dengan jumlah yang banyak.
Hei para "Pahlawan" Kesiangan, jangan gila donk EnTe....
Kami tidak terima jika tindakan ini terlalu lama kalian jalankan di tanah Banggai....
Kami putra-putri daerah akan terus berusaha melawan itu, karena bisa dikatakan bahwa anda-anda ini pelaku KORUPSI alias KORUPTOR yang tempatnya harus didalam PENJARA
Tunggu saja kapan pemeriksaan KPK mendatangi anda............
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H