Mohon tunggu...
Orchy DeaPutri
Orchy DeaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya

Seorang mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang tertarik dalam dunia sastra dan literasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gagasan Sistem Pendidikan Berasaskan Kearifan Lokal sebagai Upaya Menciptakan Kurikulum Terbaik di Indonesia

21 Agustus 2024   22:49 Diperbarui: 21 Agustus 2024   23:06 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut F.X. Rahyono dalam (Efendi, 2021) kearifan lokal sebagai kecerdasan manusia yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui pengalaman masyarakat. Dalam stigma masyarakat, kearifan lokal seringkali dianggap sekadar tari tradisional, pakaian tradisional, dan segala hal yang berhubungan dengan penampilan di masa lampau. Padahal kenyataannya, kearifan lokal bukan sekadar hal-hal yang dikaitkan dengan penampilan masa lampau, namun juga meliputi aktivitas sosial yang dilakukan suatu masyarakat berulang kali. Setiap kelompok memiliki cara sendiri untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga terwujudlah keberagaman budaya antar masyarakat yang tinggal di tempat yang berbeda. Tentunya, kondisi geografis sangat mempengaruhi kebudayaan masyarakatnya. 

Mirisnya, budaya atau pokok pikiran yang telah dikembangkan ratusan tahun telah dianggap kuno oleh masyarakat, sehingga dengan mudahnya budaya wilayah lain masuk. Tidak ada salahnya mengenal budaya baru, akan tetapi juga perlu diperhatikan perihal nilai-nilai budaya yang seharusnya ada di wilayah tersebut, atau lebih baik ditinggalkan saja. Hal itu karena budaya merupakan pokok pikiran yang mempengaruhi kehidupan, sehingga perlu dipilah mana yang pantas diamalkan. Mordenisasi memang memberikan banyak dampak positif untuk kemajuan teknologi, seperti munculnya gagasan-gagasan baru untuk mempermudah kehidupan, atau bahkan munculnya teknologi-teknologi baru yang dahulu hanya menjadi sebuah imajinasi semata. Namun, dibalik indahnya gedung-gedung pencakar langit milik kota-kota besar, ada sebuah kekhawatiran tentang era modern ini. Di mana budaya asing dengan mudahnya diimplementasikan pada masyarakat tanpa adanya penelitian lebih lanjut mengenai kecocokan antara masyarakat dengan budaya tersebut. 

Selain kearifan lokal, adapun suatu hal yang sama pentingnya, yakni pendidikan. Pendidikan merupakan suatu sarana melahirkan pemimpin bangsa di masa depan, dimana sebagai kelompok yang akan mewujudkan cita-cita Indonesia emas 2045. Perlu adanya kolaborasi antara pendidikan dengan kearifan lokal suatu bangsa, hingga di masa depan nanti mampu menaikkan harkat martabat serta eksistensi bangsa. 

Negara selalu mengeluarkan kurikulum baru, seharusnya perlu adanya kecocokan kurikulum dengan budaya bangsa Indonesia, sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk para pengajar dan siswa beradaptasi dengan proses belajarnya. Itu yang dimaksud kearifan lokal dalam pendidikan, dimana sistem pendidikan seharusnya tidak menghadirkan budaya yang sulit diadaptasi oleh masyarakatnya, apalagi sampai mengadaptasi budaya negara maju ke negara Indonesia tanpa persiapan matang. Karena apabila tidak adanya kecocokan antara sistem pendidikan dan budaya yang dianut masyarakat, menjadikan siswa dan para pengajar membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi, bahkan sembari beradaptasi itu juga harus mengejar materi pembelajaran. 

Seperti cuitan para murid di aplikasi X yang mengkritik tentang sulitnya menjadi siswa kurikulum merdeka. 

Sumber gambar didapatkan dari platform X/tangkapan layar pribadi
Sumber gambar didapatkan dari platform X/tangkapan layar pribadi
Sumber gambar didapatkan dari platform X/tangkapan layar pribadi
Sumber gambar didapatkan dari platform X/tangkapan layar pribadi

Dan masih banyak lagi cuitan pelajar tentang kurikulum di Indonesia yang tersebar di berbagai media sosial. Hal itu menjadi sebuah bukti bahwa para pelajar tidak siap dengan kurikulum negara ini. Ketidaksiapan itu akan mempengaruhi semangat pelajar untuk berprestasi, dan pelajar harus bekerja lebih keras dalam beradaptasi maupun mempelajari materi sekolah. Kurikulum tidak selalu buruk, akan tetapi perlu banyak evaluasi, monitoring, dan pengkajian ulang untuk menciptakan sistem paling nyaman sesuai dengan kebudayaan anak bangsa. Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi antara kearifan lokal dengan dunia pendidikan. 

Mengandung kearifan lokal bukan berarti kuno dan tertinggal, tapi kearifan lokal akan menjadi landasan bagaimana cara meramu sistem sebaik-baiknya. Menjunjung tinggi kearifan lokal juga bukan berarti menolak mordenisasi, akan tetapi lebih berhati-hati dalam mengimplementasikan suatu kebudayaan, supaya tidak merugi. Pengamatan perihal budaya juga tidak semata-mata diobservasi di pusat kota yang memang kebanyakan sudah terbiasa mengadaptasi budaya asing, tapi perlu juga mengobservasi masyarakat yang tinggal di pinggir kota supaya sistem yang diciptakan bisa adil dan menguntungkan bagi seluruh masyarakat. Bila kearifan lokal mampu dijunjung tinggi sebaik-baiknya, khususnya dalam bidang pendidikan, akan menciptakan kesejahteraan dan sistem terbaik untuk para murid dan para pengajar. 

DAFTAR PUSTAKA 

Efendi, Ahmad. (13 September 2021) Pengertian Kearifan Lokal Menurut Para Ahli dan Fungsinya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun