DAMPAK PERUBAHAN MOOD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
Thayer menjelaskan bahwa mood (suasana hati) adalah perasaan-perasaan yang cenderung kurang intens dan terjadi dalam situasi serta kondisi yang sedang dialami. Suasana hati seseorang bisa bermacam-macam dan istilahnya juga berbeda. Bisa jadi suasana hati sedang baik, gundah gulana, sampai dengan berubah dengan mudah. Supaya mudah menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, ini ada berbagai jenis mood seperti Good Mood, badmood, moody, mood swing, dan mood booster.
Faktor pemicu badmood (tidak mood) Bad mood dapat terjadi pada siapa saja, tidak memandang kalangan usia tertentu. Namun, masa pubertas biasanya menjadi masa-masa ketika seseorang paling sering mengalami bad mood. Hal ini terjadi karena pada masa pubertas, tubuh mulai memproduksi hormon seksual estrogen (wanita) dan testosteron (pria). Namun, secara umum, bad mood juga bisa terjadi karena beberapa hal berikut ini: mengalami penolakan, lapar, merasa bersalah, kelelahan, memiliki tugas menumpuk, dan PMS (pre menstruation syndrome).
Mood booster adalah segala hal yang bisa meningkatkan suasana hati serta membangkitkan semangat.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda coba untuk mengembalikan atau meningkatkan mood: tidur siang, dengarkan music, makan makanan enak, dan olahraga.
Motivasi belajar adalah dorongan internal yang mendorong seseorang untuk terlibat dalam aktivitas pembelajaran dengan antusiasme, tekad, dan semangat.
Menurut Anis Fu'adah dalam buku Pembelajaran Metode Tutor Sebaya, motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung
Motivasi ini berperan penting dalam menentukan sejauh mana seseorang akan mengembangkan diri dalam proses pembelajaran.
Motivasi belajar dapat berasal dari faktor internal maupun eksternal, dan dapat berubah-ubah seiring waktu. Memahami pengertian, prinsip, dan cara membangun motivasi belajar adalah kunci untuk meraih hasil pembelajaran yang optimal.
Banyak orang tua yang tidak sadar jika mereka sering memberikan label 'malas' kepada anaknya. Padahal, anak mereka hanya ada dalam masa kurang termotivasi untuk belajar atau perilaku yang mereka lakukan tidak sesuai dengan rata-rata anak sekolah pada umumnya. Seorang anak yang merasa malas bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti timbulnya rasa bosan dalam diri anak, menemui kesulitan disekolah saat belajar, pengetahuan dan pengalaman yang kurang.
Anak yang malas belajar bahkan tidak mau mengerjakan tugasnya di sekolah maupun dirumah. Keinginan dari pada anak berfokus pada makan dan bermain. Sehingga anak tidak fokus untuk belajar. Hal ini dapat disebabkan factor eksternal maupun internal. Faktor internal yaitu kurangnya kesadaran pada diri siswa untuk belajar lebih giat lagi, dan faktor eksternal dapat dilihat dari lingkungan sekitar, keluarga maupun di sekolah. Seperti contoh perubahan mood dalam proses belajar anak.